Sebab, model pembangunan transportasi umum Jakarta dulu berbasis koridor sehingga penyediaan transportasi umum belum 100 persen dijangkau masyarakat Jakarta.
Ditargetkan dalam dua tahun mendatang angka 100 persen ini bisa tercapai.
"Dulu pembangunan Jakarta itu basicnya adalah sistem angkutannya berbasis koridor. Sehingga di koridor itu saja yang ramai, di daerah lain mungkin sulit karena tidak mendapatkan akses transportasi. Maka Jakarta sekarang pakai sistem coverage," ungkapnya.
Selain itu, untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum, pihaknya juga berupaya memberikan subsidi tiket pada sejumlah moda transportasi agar harganya lebih terjangkau semua kalangan.
Dia bilang, saat ini secara umum transportasi publik di Jakarta sudah disubsidi pemerintah.
Salah satunya seperti MRT Jakarta yang tarif normalnya mencapai Rp 30.000 menjadi maksimal hanya Rp 14.000 dan TransJakarta juga tarif normalnya Rp 12.000 menjadi maksimal Rp 3.500.
"Harapan kita adalah pengguna angkutan pribadi berpindah menggunakan angkutan umum. Maka angkutan umum tadi memang harus posisinya murah. Dan di luar itu tadi, kita memberikan subsidi kepada golongan tertentu Karena kita lagi bicara yang namanya ekuitas, Kita lagi bicara yang namanya kesetaraan, keadilan," tuturnya.
Baca Juga: Tol Becakayu Ditutup, Pengendara di Bekasi Kena Macet Ini Alternatifnya