Baca Juga: Bukan Soal Harga, Ini Alasan Cakram Carbon Cuma Dipakai Motor MotoGP
Bukan cuma perbedaan tenaga mesin yang signifikan, secara bobot kendaraan juga sangat jauh berbeda.
NSF250RW punya bobot cuma 84 kg saja, sedangkan CBR250RR bobotnya mencapai 166 kg.
Jadi secara power to weight ratio NSF250RW ini (0,6 dk/kg) sudah sangat jauh lebih superior dibandingkan CBR250RR (0,2 dk/kg).
Andi Farid Izdihar pembalap Indonesia yang pernah berlaga di kelas Moto3 dan Moto2 pernah cerita ke Gridoto betapa liarnya motor Moto3 ini.
Baca Juga: Mengulik Detail Pedal Rem Belakang Motor MotoGP, Ternyata Tiap Pembalap Punya Style Sendiri
Menurut pembalap asal Bulukumba ini, motor Moto3 bisa lebih berbahaya dibandingkan motor Moto2.
"Karena bobotnya sangat ringan dan tenaganya besar, motor ini bisa bikin pembalap highside (terlempar) kapan saja," cerita Gilang ke Gridoto saat berlaga di CEV Moto3 Spanyol.
"Kalau di motor Moto2 akan ada sinyal ke pembalap saat motor mau highside, dan masih bisa diantisipasi. Di motor Moto3 tidak ada sinyal, langsung terlepar saja," ujarnya.
Selain mesin, tentunya sistem pengapian dan juga kaki-kaki pada NSF250RW dibuat benar-benar untuk mengeluarkan potensi motor ini di dalam lintasan.
Baca Juga: Mitos Atau Fakta Ganjal Pulley CVT Motor Matic Pakai Ring Bikin Tarikan Enteng?
Untuk kecepatan maksimal, motor Moto3 punya top speed yang tembus 246,5 km/jam saat balapan.
Sedangkan top speed CBR250RR dalam kondisi standar tercatat hanya 175 km/jam.
Jadi meski secara dimensi dan bobot lebih kecil dari motor 250 cc yang dijual di pasaran, nyatanya motor yang dipakai Moto3 punya performa yang jauh lebih unggul!