Kedua, jika alasannya kemacetan, ia menilai kondisi transportasi publik harus terus dibenahi.
"Ingat jumlah kendaraan di Jakarta sekitar 23 juta, sebanyak 21 juta-nya kendaraan roda dua," bilangnya.
Billy Riestianto, Pemred GridOto.com yang juga sebagai pembicara dalam diskusi itu mengungkapkan dampak sosial dan ekonomi dari pembatasan.
"Ekosistem otomotif seperti bengkel, penjualan aftermarket akan sangat terimbas," bilangnya.
Belum lagi soal pemasukan dana atau sektor pajak dari dunia otomotif ini yang menyumbang sangat besar Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Untuk Jakarta pajak otomotif sekitar 40 persen PAD, tentu wacana ini akan berdampak terhadap pemasukan negara," ungkapya.
Hal lainnya, jika wacana ini jadi diterapkan apakah transportasi umum sanggup untuk menggantikannya.
Soal transportasi umum ini juga disinggung pengamat publik Sugiyanto.
"Untuk Transjakarta parah banget. Untuk jarak Tanjung Priok Kota masak 2 jam. Tapi LRT dan MRT sangat baik. Dengan kondisi seperti ini menurutnya wacana pembatasan ini perlu dipikirkan matang-matang," katanya.
Namun, Sugiyanto wacana pembatasan usia kendaraan ini perlu dibahas mendalam.
"Jumlah pertumbuhan kendaraan dibanding dengan ruas jalan sudah tidak sesuai," ungkapnya.
Beban jalan di Jakarta sangat berat.
"Apabila wacana ini tidak diseriusi akan menimbulkan masalah besar," bilangnya.