Hery Agung, Pembalap yang 'Nyambi' Sebagai Dokter Berpulang

Hendra - Senin, 3 Juni 2024 | 22:43 WIB

Herry Agung. Selamat jalan. (Hendra - )

GridOto.com- Dunia otomotif nasional kehilangan lagi satu putera terbaiknya. 

Dr. Hery Agung Setianto, pereli, peslalom dan juga drag racer nasional berpulang, Senin (3/6) malam ini. 

Kabar duka ini banyak diberitakan oleh rekan-rekan mendiang, seperti mantan juara nasional road race, Dicky 'Jambret' Setiawan yang menginfokan melalui akun facebooknya.

"Selamat jalan legend otomotif Indonesia Mas Hery Agung, semoga engkau diterima di surga," ungkap Jambret.

Hery Agung lahir di Semarang, Jawa Tengah, 23 November 1964, memulai sekitar 1980-an.

"Awal sekali balap motor. Pernah coba motocross, gokart dan lainnya," jelas Hery yang diwaancarai Tabloid Otomotif sekitar 7 tahun lalu.

Namun, dirinya tidak pernah berprestasi di balap roda dua.

Akhirnya, pindah ke balap mobil.

Baca Juga: Mantan Gubernur Jabar Solihin G.P. Meninggal Dunia, Ternyata Pencinta Mobil Klasik Semasa Hidup 

"Baru sebentar sudah menang. Diputuskan, saya ikut di balap mobil saja. Jadi sebenarnya, saya pernah ikut semua balap," ungkap ayah 2 anak

Keinginan balapnya muncul kerap diajak melihat kompetisi bersama orang tuanya.

"Waktu dulu orangtua lebih sering ikut balap atau lomba reli wisata. Sama ikut IDI Autoreli," dikutip dari https://idibaa.org.

Ada pengalaman menarik ketika ikut ajang sprint atau reli. Selain membuat pace note bersama navigator, ia juga memberi tanda khusus di pohon atau batu.

Tanda tersebut merupakan penunjuk lokasi titik pengereman dan penunjuk arah belok.

Hal ini dilakukan karena dirinya merasa tidak percaya dengan navigator dan lebih percaya pada tanda yang dibuat sendiri.

Tanda itu menggunakan cat semprot scotchlight sehingga terlihat dari jauh dan menghabiskan 20 kaleng.

Kelakuan ini dilakukannya selama kurang lebih 2 tahun.

Profesinya sebagai seorang dokter membuatnya bimbang untuk memilih, antara praktek dan balap.

"Akhirnya berhenti praktek dokter. Waktu saya pikir saya sudah tidak mampu lagi. Karena takut justru terjadi malpraktek," sebutnya.

Ia total berhenti praktek sejak 1999, dirinya mengambil langkah drastis ini karena lebih banyak bolos jadi dokter dan lebih pilih balap. 

Hery diketahui mengidap penyakit jantung, ginjal dan stroke ringan sejak beberapa tahun lalu.

Kini pembalap yang nyambi sebagai dokter menyerah dengan penyakitnya.

Selamat jalan Mas Hery, terus membalap di sana.