Ada pengalaman menarik ketika ikut ajang sprint atau reli. Selain membuat pace note bersama navigator, ia juga memberi tanda khusus di pohon atau batu.
Tanda tersebut merupakan penunjuk lokasi titik pengereman dan penunjuk arah belok.
Hal ini dilakukan karena dirinya merasa tidak percaya dengan navigator dan lebih percaya pada tanda yang dibuat sendiri.
Tanda itu menggunakan cat semprot scotchlight sehingga terlihat dari jauh dan menghabiskan 20 kaleng.
Kelakuan ini dilakukannya selama kurang lebih 2 tahun.
Profesinya sebagai seorang dokter membuatnya bimbang untuk memilih, antara praktek dan balap.
"Akhirnya berhenti praktek dokter. Waktu saya pikir saya sudah tidak mampu lagi. Karena takut justru terjadi malpraktek," sebutnya.
Ia total berhenti praktek sejak 1999, dirinya mengambil langkah drastis ini karena lebih banyak bolos jadi dokter dan lebih pilih balap.
Hery diketahui mengidap penyakit jantung, ginjal dan stroke ringan sejak beberapa tahun lalu.
Kini pembalap yang nyambi sebagai dokter menyerah dengan penyakitnya.
Selamat jalan Mas Hery, terus membalap di sana.