Mobil Matik Bisa Pakai Engine Brake Tapi Tidak Boleh Sembarangan

Radityo Herdianto - Jumat, 24 Mei 2024 | 08:00 WIB

Mobil matik bisa pakai engine brake tapi tidak boleh sembarangan. (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Untuk membantu pengereman mobil matik bisa menggunakan cara engine brake.

Mobil matik bisa pakai engine brake tapi tidak boleh sembarangan.

Memanfaatkan engine brake membantu menahan laju mobil matik yang cenderung meluncur sekaligus menjaga beban kerja rem tidak terlalu besar.

Hariadi, Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan engine brake mobil matik harus dilakukan secara bertahap.

"Cara aman yang bisa dilakukan dengan memperhitungkan kecepatan mobil saat melaju," kata Hariadi.

Dok. Otomotif
Ilustrasi posisi tuas transmisi low gear di D2 atau L.
 

Baca Juga: Memanaskan Mesin Mobil Matik Tuas Harus di N? Ahli Bilang Begini

Ia mencontohkan saat kecepatan mobil di 100 km/jam, lakukan pengereman secara perlahan untuk menurunkan kecepatan serta putaran mesin.

Setelahnya geser tuas transmisi ke D3 atau menonaktifkan overdrive.

"Seiring melambatnya laju mobil bertahap geser tuas ke D2 atau D1 paling rendah tetap sambil dibantu rem," tutur Hariadi.

"Efek engine brake akan terasa tapi putaran mesin tidak terlalu tinggi," ujarnya.

Jika tuas digeser langsung ke posisi gigi rendah akan memaksa engine brake pada mobil matik yang berpotensi menyebabkan kerusakan girboks transmisi.

"Saat engine brake dari kecepatan tinggi dengan gigi rendah putaran mesin melengking tinggi, disitulah terjadi beban torsi berlebih pada girboks," jelas Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic, Bintaro, Tangerang Selatan.

Angga Raditya
Ilustrasi. Pedal rem terasa dalam menandakan kampas rem tipis atau terjadi kebocoran di jalur rem mobil.
 

Baca Juga: Jaga CVT Mobil Tetap Halus Kuras Oli Matik Butuh Satu Komponen Ini

Ia meneruskan peningkatan putaran mesin akan memperbesar tekanan hidrolis dari oli transmisi.

Sedangkan laju mobil dalam kondisi tertahan sehingga tekanan hidrolis ini menumpuk pada satu bagian yang tidak bisa disalurkan.

"Di dalam girboks itu ada sil karet, solenoid, hingga plat yang bisa rusak bahkan jebol kalau dihantam beban torsi berlebih secara berkelanjutan," beber Hermas.