Saat itu kondisi sang rider masih belum maksimal, terlihat dari hasil balapan yang kurang maksimal.
Setelah sempat balapan dalam lima seri dengan kondisi yang belum maksimal, Bastianini malah mengalami crash lagi di Catalunya dan membuatnya menepi beberapa seri lagi.
Ia harus menunggu sampai balapan di Mandalika bulan Oktober, untuk kembali memacu motornya dan pelan-pelan mencoba kembali kompetitif.
Selain kemenangan di Malaysia, balapan yang dijalani Bastianini dalam enam seri terakhir MotoGP 2023 kurang maksimal.
Manajer Bastianini, Carlo Pernat, mengakui bahwa musim 2023 merupakan kesialan buat pembalap binaannya itu.
"Enea akan menungu Ducati. Ia selalu mengatakannya, ia ingin mempertahankan kursinya. Juga karena Ducati tahu sekali, bahwa Enea memang kehilangan satu musim," kata Pernat dilansir GridOto.com dari Mowmag.
"Musim lalu ia bisa dikatakan tidak baapan dan seluruh pekerjaan musim pertama seolah baru dijalani musim sekarang ini," jelasnya.
Dari sudut pandang Pernat sebagai manajer, tentu saja ia berharap Ducati memberikan kesempatan lebih untuknya.
"Baginya semuanya baru, termasuk data sederhana 2024 untuk pembalap lain dari semua trek, ia tidak paham. Itu karena ia tak ikut balapan dalam banyak trek karena cedera," tegas mantan manajer Valentino Rossi ini.
"Pada akhirnya musim lalu ia tidak 100 persen tapi bisa menang dan kurasa pada 2025 tidak akan buruk. Di Le Mans kemarin ia kena penalti yang sebenarnya tidak adil, jika tidak ia jelas bisa naik podium. Di lap terakhir ia jauh lebih kencang dari leader. Hal ini bukan cuma aku yang melihat, itu fakta," tuntas Pernat.