Lebih lanjut Frans menuturkan, ke depan, Hyundai akan mengembangkan kerja sama dengan perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan instansi pemerintahan dalam hal penggunaan kendaraan listrik untuk dinas.
“Kami juga berencana menghadirkan mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau dalam waktu dekat, termasuk di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengharuskan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi wajib,” ujarnya.
Frans menjelaskan, pemerintah sempat menginformasikan jika mobil listrik di IKN harus menggunakan kendaraan yang dirakit dan diproduksi di Indonesia. Oleh sebab itu, Hyundai menyambut baik kesempatan itu untuk menghadirkan mobil listrik unggulannya.
“Kami menyambut baik hal ini karena sejak 2022, tepatnya di bulan Maret, Hyundai telah menghadirkan IONIQ 5 yang merupakan mobil listrik pertama yang diproduksi di Indonesia di pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI),” ujar Frans.
Dia menambahkan, kesiapan produksi mobil listrik Hyundai di Indonesia juga didukung oleh hadirnya pabrik baterai sel di PT HLI Green Power (HLI) dan baterai sistem Hyundai Energy Indonesia (HEI).
“Ke depan, baterai sel dan baterai sistem akan resmi buatan dalam negeri. Sebagai pionir elektrifikasi di Indonesia, sinergi dengan pemerintah Indonesia menjadi suatu keharusan, tentunya kami pun mendukung serta menunggu arahan dari pemerintah dalam memajukan era elektrifikasi di Tanah Air,” ujarnya.