Desain yang awalnya lebar, ia rombak bentuknya jadi ala motor MotoGP yang ramping nan lancip.
Tak lupa knalpotnya juga ia letakkan persis di bawah moncong ekor layaknya motor sport.
Kesan sporti makin kuat dengan sokbreker ganda yang dilengserkan, dan Dedi mengubahnya jadi monosok khas motor balap.
Sementara di bagian depan, sokbreker asli juga diganti dengan model upside down.
Kian menambah kesan padat di area kaki-kaki, double disc juga dijejalkan di sektor pengereman roda depannya.
Sementara bagian belakang menggunakan disc brake yang bentuknya wavy.
Peleknya juga diganti pakai aftermarket yang lebih lebar dan berkelir biru sehingga terlihat atraktif.
Dedi juga mengganti setang bawaan dengan model clip on agar posisinya lebih menekuk ke dalam dan terlihat racy.
Beralih ke area fascia, sebetulnya tak terlihat ada ubahan signifikan di area ini.
Telisik punya telisik, hal itu merupakan salah satu tantangan dari AHM yang mana builder harus mempertahankan bentuk khas fascia-nya Honda PCX 160.
Tapi Dedi tak kehilangan akal, area fascianya ia jejalkan wind shield yang lebih besar dengan bentuk menggembung di tengahnya layaknya motor balap.
Selain itu spionnya juga diganti dengan model ala winglet yang bisa menambah kesan lancip.
Kemudian di bagian bodi, Dedi menambahkan sejumlah aksen silver dari pelat di bagian sayap samping dan bagian buritannya yang bikin motornya terkesan padat dan lebih rigid.
Sekadar informasi tambahan, proyek Honda Dream Ride merupakan lanjutan dari HMC 2023 yang para pemenangnya ditantang untuk membuat motor full modifikasi dengan pakem-pakem yang sudah diarahkan oleh AHM.
Proses modifikasinya sendiri berjalan selama tiga bulan, dengan dimentori mekanik dan builder berpengalaman yang ditunjuk oleh AHM.