GridOto.com- Ketua Umum Periklindo, Moeldoko menyoroti masih rendahnya serapan motor listrik di masyarakat.
Meski telah diberikan insentif Rp 7 juta, namun keinginan membeli motor listrik masih sangat kecil.
Menurutnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab keengganan masyakarat beralih ke motor listrik.
Pertama, proses pengecasan yang lama.
"Perlu waktu berjam-jam ini membuat tidak efektif," katanya.
Kedua, jarak tempuh yang pendek, hanya berkisar 60 km.
"Motor sebagai mobilitas pengendara. Jika jarak tempuh pendek orang mikir-mikir," katanya.
Ketiga, kecepatan yang rendah.
"Beda dengan motor konvensional yang tarikannya kencang. Ketiga inilah kendala yang dihadapi motor listrik," jelasnya.
Baca Juga: Serapan Insentif Motor Listrik Kurang 1%, Masyarakat Enggan Beralih?
Berdasarkan, data dari Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (SISAPIRa) mengkonfirmasi konsumen enggan beralih ke motor listrik.
Meski insentif yang diberikan ditambah menjadi Rp 10 juta per unit, namun angka serapan di SISAPIRa menunjukkan angka sebaliknya.
Dari total 600 ribu insentif yang hendak diberikan, baru 24.919 unit yang telah diproses di SISAPIRa.
Per Selasa, 30 April 2024 pukul 11.30 WIB, sebanyak 575.081 unit yang belum diserap.
Dari 24.919 yang telah diproses terdiri dari 10.378 unit dalam proses pendaftaran.
Proses pendaftaran maksudnya masyarakat yang telah memenuhi persyaratan sebagai penerima bantuan dan telah mendapatkan potongan harga pembelian Kendaraan Berbasis Baterai Roda Dua.
Proses pendaftaran ini statusnya sedang menunggu penerbitan STNK dan TNKB.
Sebanyak 2.978 unit proses verifikasi dimana proses verifikasi kesesuaian data transaksi penjualan seperti biodata konsumen, STNK dan TNKB.
Data verifikasi ini Akan diajukan penggantian potongan harga ke Pemerintah untuk industri.
Dan baru 11.563 unit yang baru tersalurkan dimana telah dilakukan penggantian potongan harga KBL Berbasis Baterai Roda Dua dari Pemerintah ke perusahaan industri.
Artinya dari total seluruh proses baru mencapai 4,15% saja dari total seluruh kuota yakni 600 ribu.
Jika melihat data yang sudah disalurkan maka persentase serapan makin kecil yakni 11.563/600 ribu yakni 1,9 persen saja.