Perubahan besar yang dilakukan antara lain girboks dipindah dari belakang crankshaft jadi ke bagian bawah dan sekarang hanya pakai 2 poros, sehingga mesin lebih kompak dan lebih ringan.
Desain knalpot pun dibuat lebih kompak, khususnya silencer yang tampak jadi sangat pendek.
Tapi tembolok yang berada di bawah mesin yang berisi catalytic converter tentu tetap besar.
Berdasarkan pengalaman kami ketika mengetes R 1250 GS, ketika dipakai turing sangat jarang menyentuh tenaga dan torsi maksimal, karena hanya lebih sering main sampai 4.000 rpm saja, kondisi ketika ShiftCam pun belum sampai bekerja memindah lobe camshaft in ke profil dan lift yang lebih lama dan tinggi.
Kebayang pasti lebih ngacir lagi dengan tenaga dan torsi lebih besar, ditambah bobot total yang lebih ringan.
Keunggulan mesin boxer seperti center of gravity jadi rendah juga berefek pada stabilitas yang sangat baik dalam kecepatan rendah maupun tinggi.
Kelebihan kedua enggak bikin area paha jadi panas, karena sumber panasnya di bawah, bukan dikangkangi seperti mesin inline apalagi mesin V.
Yang perlu diperhatikan rasio kompresinya yang sangat tinggi, 13,3:1 dan menuntut bahan bakar beroktan minimal 95.
Tentunya akan cukup merepotkan ketika dipakai turing ke pelosok Indonesia, yang rata-rata maksimal cuma ada RON 92.
BMW R 1300 GS dipasarkan oleh PT Layur Astiti Bumi Kencana selaku APM BMW Motorrad Indonesia yang baru dengan kisaran harga Rp 1,1 sampai 1,2 miliar.
Baca Juga: Riding Position BMW R 1300 GS, Sekarang Jadi Lebih Nyaman dan Ringan