GridOto.com - Belakangan ini gerakan tolak parkir liar sedang ramai disuarakan di berbagai media sosial.
Hal tersebut dilatarbelakangi banyaknya masyarat maupun pengusaha yang merasa dirugikan akibat kehadiran para juru parkir (jukir) liar.
Para jukir ini umumnya berada di lokasi perbelanjaan, seperti warung, restoran, minimarket, dan sebagainya.
Dari sudut pandang konsumen, mereka jadi enggan datang saat ke spot dagangan yang dijaga para jukir liar. Hal tersebut tentu berdampak pada penurunan omzet para pengusaha.
Berdasarkan postingan akun Instagram @gridoto pada Rabu (23/4/2024) mengenai gerakan tolak parkir liar, ternyata tidak sedikit netizen yang mengalami hal serupa.
Akun @toorock99 mengatakan, ia menganggap para oknum tersebut tidak amanah dalam menjalankan tugasnya.
"Masalahnya tuh mereka kagak amanah, parkir tapi kalau ada kerugian pemilik kendaraan kayak hilang atau rusak, kaga mau tanggung jawab," ujarnya.
Kemuduan akun @atharlaidar mengatakan, di dekat tempat tinggalnya ada sebuah minimarkrt yang mengalami kerugian akibat ada jukir liar.
"Pegawai Alfamrat deket rumah gue pernah ngeluh omzet mereka turun Rp 14 juta sebulan semenjak ada jukir liar. Kalau Rp 140 iebu gue talangin dah," tulisnya.
Baca Juga: Ramai Gerakan Tolak Parkir Liar, Merugikan Masyarakat dan Pengusaha?
Sementara itu, akun @stephaniefitwong mengungkapkan, ternyata praktik parkir liar ini tergolong terorganisir karena memiliki izin dari RT dan RW setempat.
"Parkir liar ini terorganisir dan caranya lewat minta izin ke RT, RW, dan dukuh setempat agar diberi izin untuk mangkal di daerah tertentu," bebernya.
Uang parkir tersebut tidak masuk Pemda melainkan dibagi rata antara premannya, tukang parkirnya itu sendiri, dan perangkat desa setempat.
"Kalau pemilik usaha tidak membolehkan, bisa saja perangkat desa akan mengancam ke pemilik gedung supaya tidak boleh memperpanjang kontrak si penyewa rukonya atau diganggu usahanya," terang akun tersebut.
Lalu akun @aidiladha_23 menjelaskan, solusi untuk mengatasi fenomena oknum parkir liar tersebut adalah menertibkan ormas (organisasi masyarakat) yang memiliki pengaruh.
"Sebelum menolak parkir liar, harus ditertibkan dulu ormas-ormasnya. Karena di belakang juru parkir liar dipastikan ada ormas-ormas yang menjadi dekingan si jukir liar tersebut. Makanya jukir liar gak ada takutnya," jelasnya.
Terakhir, akun @dewa.gibran_saputra justru iba karena menurutnya, jukir liar ini muncul karena minimnya lapangan pekerjaan.
"Terkadang saya pribadi juga setuju tidak ada pakir liar, tapi di lain sisi bingung juga karena mereka begitu imbas dari tidak ada income. Maka dari itu perlu langkah-langkah nyata pemerintah dan Pemda setempat bukan hanya meminimalisir pakir liar, tapi bagimana agar tukang parkir tersebut mendapatkan pekerjaan yang layak," jelasnya.