GridOto.com - Dunia Otomotif Tanah Air kembali berduka atas wafatnya Letjen TNI (Purn) Solihin Gautama Purwanegara pada usianya yang ke-97 tahun, Selasa (5/3/2024).
Sosok yang kerap disapa Solhin G. P. ini dikenal sebagai Gubernur Jawa Barat periode 1970-1975 sekaligus pencita mobil tua.
Semasa hidupnya, pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 21 Juli 1926 ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pusat Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI).
Dalam sebuah wawancara yang dimuat di Tabloid OTOMOTIF No.24/I Senin, 21 Oktober 1991, Gubernur Akmil ke-7 tersebut mengaku sudah lama jatuh cinta dengan mobil tua.
Hobinya itu, menurutnya sedikit gila. "Zaman sekarang banyak orang cari senang. Tapi saya cari derita," katanya.
Pada saat itu, ia memiliki koleksi berupa Mercedes 170 V yang konon cuma satu di Indonesia. Mobil bikinan 1963 tersebut masih perkasa padahal sering dipakai ngebut ratusan kilometer.
"Enak dipakai. Rem, mesin, perseneling, tenaga, semuanya cakep," puji mantan Pangdam XIV Hasanuddin ini.
Selain Mercy Kabriolet tersebut, Solihin juga memiliki Jaguar MKII 1957, BMW Sport 1936, Cadillac 1951 mantan milik almarhum Presiden Soekamo, dan Cadillac 1962 yang dibelinya dari tukang sate di Bogor.
Baca Juga: Obituari Toddy Andries, Sosok Pimpinan Lomba Legendaris yang Punya Sifat Tegas dan Humanis
Perkara suka mengoleksi mobil tua, ia memiliki alasan karena merasa terpanggil memelihara benda-benda yang bernilai sejarah.
Selain itu, Solihin juga merasa bertanggung jawab memelihara eks mobil Bung Karno. la merasa sedih banyak mobil proklamator yang diekspor.
Karena itu, dirinya buru-buru menyelamatkan mobil-mobil proklamator yang di Lawang Gintung. Ia sendiri mendapat kepercayaan memelihara Cadillac 1948.
Dengan limo sang proklamator, Solihin suka punya sebuah dongeng lucu saat ia masih menjadi komandan TKR di Bogor.
Tiap kali kelihatan bemper Cadillac Bung Karno, meskipun masih jauh, Solihin buru-buru bersikap sempurna dan segera menghormat.
Padahal sering kecele, Bung Karno tak ada di dalamnya. "Jadi saya cuma menghormat mobilnya," cerita Mang Ihin, sapaan akrabnya.
Perkara hobi ini juga dianggapnya sebagai kegiatan sosial. Dengan mobil tua, ia bisa berhubungan
dengan orang-orang dari berbagai daerah dan kenal budaya mereka.
Bersama si Mercy, Jawa, Madura, Sumatera, dan Kalimantan sudah dijelajahinya.