GridOto.com - Anti-lock Braking System atau biasa disebut ABS sudah menjadi fitur yang lumrah disematkan di mobil modern.
Namun, ABS masih jarang ditemukan di motor-motor baru yang dijual di Indonesia.
Khususnya pada motor atau skutik dengan kubikasi di bawah 250 cc, yang mendominasi penjualan roda dua Tanah Air.
Di motor-motor atau skutik-skutik 125 cc dan 150 cc yang dijual di Indonesia, ABS biasanya hanya terdapat pada varian termahal.
Padahal, ABS merupakan fitur yang penting untuk keselamatan sampai-sampai diwajibkan di beberapa negara.
Tidak hanya negara 'maju' seperti Inggris dan Kanada, melainkan juga di negara tetangga yaitu Thailand dan Malaysia.
Di Malaysia, motor dengan mesin 150 cc sudah harus pakai ABS mulai 2022 lalu.
Sementara untuk motor bermesin di bawah 150 cc, sudah dipastikan bakal wajib punya ABS juga meskipun belum ada tanggal pastinya.
Aturan ini didasari oleh hasil studi Malaysia Institute of Road Safety Research (MIROS), di mana penggunaan ABS bisa mengurangi fatalitas atau meninggalnya pengendara motor dalam kecelakaan sebanyak 30 persen dibandingkan motor-motor yang tidak menggunakan ABS.
Baca Juga: Ahli Ungkap Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Pakai Rem Motor ABS
Hal ini karena ABS bisa mencegah pengendara jatuh dari motor akibat rem mengunci saat melakukan pengereman mendadak, utamanya di jalanan licin.
Makanya tidak heran kalau penggunaan ABS disebut sangat berguna untuk keselamatan.
Khususnya bagi para pemotor awam yang sebatas menggunakan 'kuda besi' milik mereka untuk sehari-hari.
Joel Deksa Mastana selaku Investigator Komite Nasional Kesemalatan Transportasi (KNKT) khusus Roda Dua berpendapat, semua motor harus dilengkapi jenis rem ABS.
"Saya rasa sudah saatnya semua motor harus dilengkapi dengan rem ABS. Karena pastinya hal ini terkait dengan keselamatan berkendara," papar lelaki yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Korlantas Polri ini dikutip dari MOTOR Plus-online baru-baru ini.
"Sebelum terjadi kecelakaan yang berulang akibat sistem pengereman, seharusnya hal ini sudah diaplikasikan pada semua motor," tambahnya.
Joel sapaan akrabnya menambahkan, sistem pengereman ABS sudah diaplikasikan untuk semua jenis kendaraan yang ada di Eropa.
Hal tersebut berdasarkan Peraturan (UE) No 168/2013, di mana sistem ABS harus dipasang pada semua motor dengan kapasitas di atas 125 cc.
Meskipun dalam praktiknya, nyaris seluruh motor berkapasitas 125 cc pun kini juga sudah dilengkapi ABS di Eropa.
Dirinya berharap hal yang sama (penggunaan rem ABS) pada semua motor di Indonesia bisa dilakukan bertahap.
"Saya pengguna motor dengan rem ABS, ABS mengatur daya cengkram pada ban, pada saat motor miring dan direm mendadak motor tidak akan sliding atau meleset di aspal," tambahnya.
Lebih spesifik lagi, ia memberikan masukan agar sistem ABS yang terpasang pada motor adalah Cornering ABS.
Dalam sistem ABS biasa, komputer akan 'memaksa' motor untuk berdiri tegak ketika mendeteksi adanya pengeraman mendadak.
Hal tersebut pastinya berbahaya kalau ABS menjadi aktif saat sedang berbelok karena bisa membuat pengendara kehilangan kendali.
Sementara dengan sistem Cornering ABS, komputer bisa tetap bekerja meminimalisir penguncian rem bahkan saat motor dalam kondisi miring sekalipun.
Joel yang juga Masterplanner bersertifikat Jepang dan Australia ini berharap, para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah, Dinas Perhubungan, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, serta kepolisian turut mendorong pihak pabrikan motor untuk memberikan ABS untuk semua motor yang mereka jual.
"Saya berharap ada tindakan nyata dari pemangku kepentingan di atas untuk ikut berperan mengurangi atau menekan tingkat kecelakaan," ucap Joel.
"Salah satunya dengan mendorong pabrikan motor agar mulai menerapkan penggunaan pengereman jenis ABS pada semua jenis motor," tutupnya.