Apalagi melihat serapan mobil-mobil hybrid di pasar Tanah Air yang diakuinya melebihi ekspektasi TAM.
Dari 339 ribuan unit yang berhasil dijual oleh Toyota tahun lalu, 37 ribuan atau 11 persen diantaranya merupakan mobil hybrid.
"Saat ini kan (hybrid) baru mencapai kira-kira 11 persen dari total penjualan, kami ingin mencoba lebih tinggi lagi apakah 15 persen dan seterusnya," kata Anton.
"Dan segmen manapun yang memang kelihatannya potensial pasti akan kami pelajari, tunggu tanggal mainnya karena semua masih dipersiapkan dan didiskusikan," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan, konsumen Toyota di Indonesia punya kecenderungan untuk sekalian memilih hybrid ketimbang varian biasa pada model yang menawarkannya.
Salah satunya pada Toyota Yaris Cross, di mana 80 persen penjualannya didominasi oleh varian hybrid.
Meskipun, Anton mewanti kalau pihaknya perlu waktu lebih untuk mempersiapkan mobil hybrid di segmen yang kompetitif.
Terlebih, konsumen di segmen Rp 300 jutaan yang dihuni Toyota Veloz cenderung lebih sensitif soal harga atau setidaknya price to performance.
"Untuk masuk ke segmen-segmen yang lebih kompetitif, ya kami perlu waktu untuk mempelajari," tegas Anton.
"Juga mungkin diskusi dengan pemerintah, siapa tahu bisa dipertimbangkan untuk subsidi (seperti mobil listrik)," tutupnya.