Ia menambahkan, biaya yang paling banyak saat menjelajah wilayah Timur yakni hanya pada saat lintas kapal.
"Cuma kalau dari perjalanan kemarin biaya yang paling besar itu hanya di lintas kapal dari pulau ke pulau. Karena kapalnya masih jarang, seminggu mungkin bisa sekali maksimum dua kali, sehingga biayanya lebih mahal. Sementara kalau untuk solar dan lain-lain tergantung jarak yang ditempuh. Jadi untuk perjalanan ke Timor Leste itu saya habis sekitar Rp 30 juta untuk naik kapal, bensin dan Tol," paparnya.
"Kebetulan kalau makan saya tidak hitung, karena kalau makan itu sesuatu yang kami lakukan setiap hari. Tetapi biasanya kami belanja di pasar seperti beberapa potong ayam terus kami masak bersama. Mudah-mudahan dengan pejalanan film ini bisa membantu perekonomian dan pariwisata," sambungnya.
Namun lebih dari itu, Umbu merasa ada kebanggaan tersendiri dan kepuasan batin ketika sampai pada titik yang dituju dan melihat secara langsung keindahan alam dan budaya di setiap pelosok Nusantara.
Ia pun berpesan kepada pemula yang ingin melakukan camping dengan motorhome seorang diri bisa menjajal jarak pendek sebelum menempuh medan lintas negara.
"Sebenarnya menikmati perjalanan dengan motorhome itu tidak mesti langsung memiliki kendaraan, tapi apabila hanya punya motor pakai motor, mau pakai mobil tapi masih minim peralatan jalani saja dulu, dari situ nanti akan mengetahui kekurangan dan kelebihan apa saja yang perlu dibawa," paparnya.
Sekadar informasi, Indonesia Motorhome Club terdiri atas kumpulan pemilik mobil jelajah dari berbagai jenis kendaraan yang didesain khusus menjadi kendaraan overland yang mempunyai fasilitas layaknya tempat tinggal yang disebut motorhome atau rumah berjalan.