Masih Ingat? MotoGP Pernah Kekurangan Peserta Sampai Superbike Ikutan

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 18 Januari 2024 | 18:21 WIB

Kategori CRT pernah dibuat untuk mengatasi masalah krisis peserta MotoGP pada 2012 silam (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.comDorna Sports pernah mengalami krisis peserta MotoGP, hingga terpaksa mengizinkan Superbike untuk ambil bagian melalui kategori khusus Claiming Rule Teams alias CRT.

Momen itu terjadi setelah regulasi mesin 4-tak 800 cc sejak 2007 dianggap gagal total, sehingga mereka ingin beralih ke mesin 1.000 cc mulai MotoGP 2012.

Regulasi mesin 800 cc MotoGP ini dinilai gagal karena hampir seluruh pabrikan tidak menyukainya, sulit dikembangkan dibandingkan mesin 1.000 cc dan membutuhkan biaya relatif lebih besar.

Dari segi olahraga, saat itu tim satelit tidak bisa terlalu unjuk gigi karena pabrikan terlalu fokus dalam pengembangan mesin, tetapi tidak untuk membantu tim satelit.

Pada akhir 2011 silam hanya ada empat pabrikan yang ikut MotoGP, dengan 10 tim dan 17 pembalap reguler.

Empat pabrikan tersebut adalah Yamaha, Honda dan Ducati, termasuk Suzuki yang sudah berencana keluar dari MotoGP setelah musim 2011 karena masalah finansial.

Jadi MotoGP 2012 menghadapi masalah luar biasa, karena hanya ada tiga pabrikan saja sebagai kontestannya.

Maka dari itu mereka langsung gerak cepat merancang solusi jitu, yang kemudian melahirkan kategori CRT tersebut pada 2012.

CRT ini regulasinya cukup rumit, yang mana intinya tim privateer atau tim independen bisa turun balapan dengan membawa motor berbasis Superbike.

Baca Juga: Bisa Jadi Titisan Marc Marquez, Ini Alasan Repsol Honda Tak Rekrut Pedro Acosta

Jadi mereka membawa motor produksi massal yang secara regulasi mesin kapasitasnya 1.000 cc, sama seperti regulasi baru di MotoGP 2012.

Tim-tim tersebut mengambil mesin Superbike, untuk kemudian dirakit menjadi motor baru dengan sasis khusus hasil racikan sendiri ataupun dari kerja sama dengan beberapa konstruktor sasis.

Tim-tim balap profesional pun berbondong-bondong ikutan MotoGP untuk masuk kategori CRT itu, karena keuntungan teknisnya cukup tinggi.

Dari mulai tim Attack Performance Racing yang membangun motor CRT berbasis mesin Kawasaki 1.000 cc, lalu ada Power Electronic Aspar, Paul Bird Motorsport dan Speed Master yang menggunakan jasa konstruktor ART yang menggunakan mesin Aprilia.

Lalu ada GP Tech yang memakai mesin Suzuki, kemudian Avintia Blusens dengan memakai mesin Kawasaki, kemudian San Carlo Honda Gresini dengan memakai mesin Honda, lalu Came IodaRacing Project yang memakai mesin Aprilia, serta NGM Mobile Forward Racing yang bekerja sama dengan Suter dan BMW untuk membangun motor kategori CRT.

Keuntungan teknisnya dari mulai jumlah mesin hingga beberapa komponen lain.

Aturan tersebut mirip aturan konsesi yang diterapkan di MotoGP, yang dibuat agar mereka dapat bersaing juga di grid.

Aprilia menjadi salah satu pabrikan yang diuntungkan dengan hadirnya CRT, karena regulasi itu akhirnya menjadi cikal bakal mereka terjun sepenuhnya di MotoGP di era 4-tak.

Pada 2014 nama CRT ini sempat berganti menjadi Open Class dengan beberapa keuntungan konsesi, yang bahkan diikuti oleh Ducati saat awal-awal kedatangan Gigi Dall'Igna.

Musim 2015 adalah saat terakhir CRT atau Open Class ini ada, karena masalah krisis peserta MotoGP sudah mulai teratasi. x

Dan sejak saat itu MotoGP kembali hanya memperlombakan motor prototipe di setiap event-nya.