Baterai Mobil Listrik Bisa Overheat Akan Mengalami Gejala Seperti Ini

Radityo Herdianto - Rabu, 17 Januari 2024 | 20:00 WIB

Baterai mobil listrik bisa overheat, akan mengalami gejala seperti ini. (Radityo Herdianto - )

Lanjutnya, dari peringatan tersebut pada BMS akan melakukan intervensi membatasi penyaluran daya arus listrik baterai ke powertrain.

"Mobil listrik akan mengalami penurunan performa antara 30 hingga 50 persen, bergantung temperatur overheat dari baterai," terang Bonar.

Intervensi lanjutan BMS akan memutus arus listrik sepenuhnya dari baterai dan digantikan oleh auxiliary battery.

"Baterai cadangan ini membantu mobil tetap bisa berjalan sampai berhenti di tempat aman agar bisa ditangani road assistance," terang Bonar lagi.

Sistem proteksi tersebut berfungsi untuk mencegah kerusakan permanen pada baterai.

Radityo Herdianto / GridOto.com
Komponen Radiator di Mobil Listrik Sebagai Sistem Pendinginan Mesin
 

Baca Juga: Pilihan Mobil Listrik di Indonesia dengan Harga di Bawah Rp 500 Juta

"Arus listrik memiliki panas sehingga bisa mencegah kerusakan sel baterai secara keseluruhan hingga risiko terbakar," jelas Bonar.

Pada sistem pendinginan mobil listrik, terdapat cairan serupa dengan coolant radiator.

Namun ada perbedaan spesifikasi yang diperlukan pada mobil listrik.

"Coolant yang diperlukan harus pakai spek low conductivity," ungkap Arief Hidayat, Founder dan CEO PT Welty Indah Perkasa (Wealthy Group).

Spek tersebut dibutuhkan agar cairan coolant tidak mengakibatkan induksi dari baterai karena tidak bisa menghantarkan listrik.

"Fungsi baterai tetap aman sekalipun terdapat cairan, temperatur baterai harus dijaga sekitar 80 derajat celsius saat bekerja," jelas Arief.