Sehingga ketika campuran udara-bahan bakar terbakar di dalam mesin pembakaran internal, karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer.
"Emisi gas buang kendaraan dihasilkan oleh kendaraan diesel, bensin, dan kendaraan hibrida lainnya," ucapnya.
Ia menambahkan, komposisi emisi gas buang mobil berbahan bakar bensin dan solar berbeda-beda.
Baca Juga: Hingga Jutaan Rupiah, Segini Denda Kalau Nekat Pakai Knalpot Brong
Hal ini bergantung pada parameter operasional kendaraan serta jenis bahan bakar yang digunakan.
Karbon dioksida, nitrogen oksida, dan partikel lainnya menyumbang sebagian besar emisi gas buang kendaraan.
Materi partikulat (PM2.5. PM 10 dll)
Materi partikulat adalah kombinasi partikel padat dan tetesan cairan yang ada di udara. Pertama, mereka berkontribusi terhadap kabut atmosfer. Kedua, partikel-partikel ini dapat membahayakan paru-paru dan memasuki aliran darah.
Karbon monoksida (CO)
Karbon Monoksida dihasilkan ketika bahan bakar seperti bensin dan solar dikonsumsi di dalam mobil.
Ia menuturkan, bahwa menghirup udara yang kaya CO berdampak buruk pada organ vital seperti jantung dan otak.
Bahkan Badan Perlindungan Lingkungan menyatakan bahwa sumber sekitar 95 persen emisi CO di perkotaan adalah gas buang kendaraan bermotor.
"Nitrogen dioksida (NO2) dan zat lain lain
etika bahan bakar dibakar, nitrogen dan oksigen bergabung menghasilkan nitrogen oksida. Emisi dari mobil, truk, bus, dan peralatan off-road menghasilkan nitrogen dioksida (NO2)," ucapnya.
Menghirup udara dengan jumlah NO2 yang tinggi dapat membahayakan sistem pernafasan. Materi partikulat bertanggung jawab atas 30.000 kematian dini setiap tahunnya.
Kontaminan di udara yang tercemar ini menyebabkan infeksi paru-paru dan kanker. Hidrokarbon juga diketahui berbahaya bagi kesehatan manusia.
Bahan-bahan tersebut berpotensi menyebabkan penyakit jantung, merusak sistem saraf pusat, dan menyebabkan masalah pernapasan. Terlebih lagi, jika tidak ditangani, masalah kesehatan ini dapat menyebabkan kematian.