Jadi Mudah Marah Hingga Ngamuk, Fabio Quartararo Sampai Cari Pelatih Mental

Rezki Alif Pambudi - Sabtu, 30 Desember 2023 | 15:45 WIB

Fabio Quartararo mengaku menjadi lebih mudah marah dan ngamuk-ngamuk gara-gara masalah kecil sekalipun (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Permasalahan performa motor Yamaha YZR-M1 di MotoGP selama dua musim belakangan mengubah karakter Fabio Quartararo.

Fabio Quartararo yang dulunya ceria dan mudah tertawa, kini justru mudah sekali marah-marah gara-gara hal kecil sekalipun.

El Diablo bahkan kini sampai harus mencari pelatih mental, untuk menjaganya dari amarah tidak jelas yang disadarinya telah mengganggu mentalnya.

"Aku sangat mudah marah dalam semua hal, makanya itu aku bekerja dengan pelatih mental dan itu membantuku di kehidupan, juga saat berurusan dengan mekanik," kata El Diablo, dilansir GridOto.com dari Motosan.es.

"Aku tak pernah kekurangan rasa hormat kepada orang lain, dan benar bahwa meninggikan suaranmu kepada orang lain tak membantumu memahami sesuatu," ujarnya.

Quartararo pun kini sadar bahwa situasinya sudah berbeda, dan komplain saja tidak menyelesaikan masalahnya.

Marah-marah malah membuatnya semakin tidak fokus, karena ia akan lebih banyak menyalahkan orang saja daripada mencari akar masalahnya.

"Sangat penting memahami apa yang tidak berhasil. Tidak cukup hanya mengeluh, karena setiap orang yang bekerja dengan motornya tidak tahu di mana mereka meletakkan tangannya," ungkapnya.

"Jadi sangat penting memahami kelemahan kami, entah di tikungan, pengereman atau daya cengkeramnya. Ini adalah pelajaran yang kupelajari dan membuatku bisa terus fokus. Bersikap positif dalam situasi genting," imbuh El Diablo.

Baca Juga: Bos Aprilia Bilang MotoGP Kurang Seru Gara-gara Ducati, Sekarang Ketambahan Marc Marquez

Sebenarnya bukan pertama kali ini Quartararo mengalami periode berat dalam karier balap profesionalnya.

Pembalap asal Prancis ini pernah mengalami beberapa kali naik turun, terutama saat ia pertama menjajakan kaki di Grand Prix.

Usai menjadi juara CEV Moto3 2014, sang rider bertahun-tahun mengalami masa sulit lantaran tak bisa bertarung di barisan depan.

Saat pindah ke Moto2 pun, ia juga sempat kesulitan sebelum akhirnya bisa meraih kemenangan pertamanya.

Namun penurunan performa saat ini bisa jadi telah mengubah mental sang rider, karena ia serasa terjun bebas setelah sempat selalu bertarung di depan sejak musim rookie-nya.

"Mengalami hal-hal ini dan melewatinya ke babak baru di karier olahragamu adalah sesuatu yang membuatmu berkembang," sambungnya.

"Di momen tergelap adalah kita belajar, sedangkan saat menang semua berjalan dengan baik, tapi masalahnya adalah kadang kau mempertanyakan hal-hal ini. Kedamaian hati bisa membantumu melewati semua," tegas Quartararo.