GridOto.com - Pada Juni 2023 di gelaran Jakarta Fair Kemayoran, PT Benelli Motor Indonesia (BMI) memperkenalkan model terbaru dari brand Keeway, yaitu Benda V252C yang dibanderol Rp 73,8 juta OTR Jakarta.
Meski lebih mahal dibanding kompetitornya seperti SM Sport V16, yang dibanderol Rp 61,9 juta (OTR Jakarta), tapi kehadirannya V252C mencuri perhatian, karena secara tampilan memang keren, mengingatkan pada Harley-Davidson Sportster.
Selain itu, meski diproduksi di Cina dan kemudian dirakit di Indonesia (CKD), makanya nomor sasisnya berawalan MJ, secara built quality V252C ini juga tergolong sangat bagus.
Seperti apa impresinya ketika dipakai harian? Yuk simak hasil tesnya.
DESAIN
Sebelum mengulas desain yang memang sangat mengundang perhatian, kita kupas dahulu asal, nama dan arti motornya.
Karena masih banyak penasaran dan bertanya pada GridOto selama pengetesan, khusus asal dari Keeway.
Jadi Keeway asalnya dari Hungaria, didirikan pada tahun 1999. Namun, sekarang Keeway sudah dibeli oleh Qianjiang, perusahaan asal Cina, sama seperti halnya Benelli. Makanya di Indonesia kedua merek berada di bawah naungan BMI.
Nah kalau tentang penamaan, sama seperti halnya Benelli, ada artinya dari V252C. V artinya pakai mesin v-twin, 252 punya arti 250 cc 2 silinder, dan C maksudnya adalah cruiser, aliran motornya. Kalau di beberapa negara lain namanya V302C karena mesinnya v-twin 300 cc.
Nah sesuai alirannya, maka jangan heran jika V252C ini sekilas ala Sportster, tapi tentu dimensi lebih kecil karena hanya 250 cc, dan tentunya harga lebih terjangkau.
Ciri khas sebuah cruiser tentu punya dimensi yang tampak panjang, ceper, punya jok yang rendah dan pijakan kaki letaknya di depan.
Garis bodinya dari sepatbor depan, tangki sampai sepatbor belakang tampak dinamis serba melengkung.
Detail per bagian yang tampak bagus seperti bentuk jari-jari peleknya, lampu utama dengan cover dan DRL-nya, cover radiator, filter udara sampai tutup sabuk penggerak akhir, makin membuat desain V252C makin kelihatan keren!
FITUR & TEKNOLOGI
Membahas fitur dan teknologi diawali dari area lampu yang semua sudah pakai jenis LED.
Menariknya lampu utama meski bentuknya bulat termasuk DRL-nya, tapi bagian dalamnya tampak asimetris, karena untuk lampu dekat pakai model proyektor yang diposisikan agak menyamping akibat ada tulisan BENDA, sedang lampu jauh model reflektor.
Ketika menyala, lampu dekat sorotnya tipis lebar dan tak begitu tebal. Saat lampu jauh dinyalakan sorotnya akan mengisi sisi atasnya dan tampak terang karena sinarnya sangat tebal.
Lampu sein yang juga bentuknya bulat pakai LED 1 titik yang sorotnya juga terang. Sementara itu lampu rem bentuknya lonjong, tapi di dalamnya terdapat beberapa LED yang diposisikan membentuk bulatan.
Baca Juga: Uniknya Keeway Sixties 200i, Skutik Retro Yang Mirip Mobil Jadul
Lanjut ke bagian panel instrumen, modelnya bulat dan terpasang pada klem setang dan diposisikan di bagian belakang.
Efeknya jadi terlalu mundur, ketika berkendara jadi tak seperti motor pada umumnya, karena untuk melihat info yang ditampilkan harus sedikit menunduk, tak bisa sekadar melirik.
Kerepotan lainnya adalah beberapa info terlalu kecil, ketika berkendara siang di bawah terik matahari, info seperti lampu netral dan sein tak begitu kelihatan. Namun kalau dalam kondisi gelap tak jadi masalah.
Info yang disajikan sih tergolong banyak, mulai dari info kecepatan, takometer dengan angka sampai 11.000 rpm, jam, odometer, tripmeter, fuelmeter, dan ditambah info lampu-lampu seperti lampu jauh, sein, ABS, TCS dan check engine.
Yang menarik dan tak biasa, untuk mengganti odometer jadi tripmeter atau sebaliknya tak ada tombol fisik, namun malah model touch screen di bagian bawah yang ada lambang bulatan.
Geser ke panel sakelar, yang kanan ada tombol engine cut off dan starter. Sementara di setang kiri pada bagian paling depan ada sakelar untuk mengatur TCS atau traction control system.
Nah ternyata jika TCS aktif, dengan tanda lambang TCS mati, bukan yang roda belakang sama sekali tak bisa berputar di tempat, tapi yang cuma mesin agak brebet. Jadi kalau di moge semacam TCS yang diseting intervensinya sedikit.
Baca Juga: Keeway Versilia, Tantang Vespa Sprint Dengan Banderol Setengahnya!
Tombol sisanya ada untuk pemindah lampu jauh-dekat, hazard, sein dan klakson. Kemudian di kedua ujung setang terdapat spion alias model bar end.
Lanjut pada area kaki-kaki, untuk depan V252C andalkan suspensi upside down berukuran cukup besar, sehingga membuat tampilan tampak kekar.
Sementara untuk belakang lengan ayun dikawal suspensi ganda yang dilengkapi setelan pre-load.
Peleknya model jari-jari banyak, yang modelnya seperti anak tombak. Ukurannya belang, depan 16 inci sedang belakang 15 inci. Bannya cukup gambot, berukuran 110/70-16 dan 160/60-15.
Nah remnya mantap, depan andalkan cakram 300 mm yang dikombinasikan dengan kaliper radial 4 piston. Sementara belakang cakram 240 mm pakai kaliper 2 piston model kanan-kiri.
Keduanya dikawal juga dengan sistem ABS yang kinerjanya termasuk halus, enggak mengagetkan di handel atau tuas remnya.
RIDING POSITION & HANDLING
Seperti disebut di awal, khas motor cruiser joknya rendah, begitu juga dengan V252C, tinggi joknya hanya 690 mm.
Dijamin yang postur badannya hanya sekitar 150 cm pun akan dengan sangat mudah menapakkan kedua kakinya ketika berhenti.
Joknya termasuk sangat lebar, busanya empuk namun cukup tipis, sehingga diduduki terasa nyaman tapi kadang terasa mentok ke bagian dasar joknya.
Nah beda cerita dengan jok untuk pembonceng, sangat pendek dan sempit, bahkan agak miring ke belakang, sehingga kurang nyaman bagi pembonceng. Tampaknya V252C memang lebih didesain untuk sendirian.
Ciri khas berikutnya sebagai sebuah cruiser adalah ketika berkendara letak pijakan kakinya di depan, sehingga kesannya santai.
Namun saat meraih setang yang model fatbar dan lebar, rasa santai jadi berkurang. Rasanya justru sporty karena posisi setang terasa rendah dan jauh, sehingga pengendara dipaksa membungkuk ke depan.
Selain membuat ada rasa sporty, posisi begitu ternyata juga mengurangi kenyamanan, karena perut jadi tertekuk. Dan ketika membelok badan juga mesti ikut main, karena posisi lengan sangat lurus.
Bagaimana dengan karakter handling? Nah meski bobot motor mencapai 182 kg, tapi ternyata terasa sangat ringan dan nurut! Enggak ada rasa sulit diajak belok baik di kecepatan rendah maupun tinggi.
Kesulitan paling dirasakan saat putar balik, karena radius putarnya lebar efek dari sudut belok setang yang sedikit.
Untuk karakter suspensi ternyata keduanya punya kesamaan, yaitu jarak main yang pendek, makanya ketika melindas polisi tidur atau lubang, sering terasa mentok.
Yang depan untungnya karakter compression maupun rebound agak lambat, jadi tak begitu mengayun.
Sementara belakang terlalu empuk atau cepat, sehingga ketika melewati jalan tak rata bikin bagian pantat terasa agak goyang, malah saat setelah melewati gundukan seperti terlempar. Namun, kalau berkendara santai sih enggak begitu masalah.
Catatan lainnya adalah karena ceper, ketika berbelok rebah bagian bawah motor rawan menggasruk jalan.
Khususnya lagi sisi kanan, karena ada master rem belakang yang ditambah pelindung besi dengan posisi sangat rendah. Jadi jangan kaget kalau tiba-tiba ada suara sreekkk...
PERFORMA
Benda V252C andalkan mesin 249 cc v-twin SOHC 8 katup injeksi berpendingin cairan, dengan transmisi manual 6 percepatan dan berpenggerak akhir pakai sabuk atau belt seperti halnya Harley-Davidson.
Yang menarik, ukuran bore x stroke mengingatkan pada Suzuki Shogun 125, 53,5 x 55,4 mm.
Baca Juga: Ala Skutik Italia, Harga Keeway Versilia 150 Mepet Yamaha Grand Filano, Yuk Lihat Fiturnya
Tenaga dan torsi maksimal ternyata enggak begitu besar, hanya 26 dk di putaran mesin 9.000 rpm dan 25 Nm di 5.500 rpm.
Ketika dirasakan, tarikan baru padat berisi dan cepat jika sudah menyentuh 4.000 rpm, kemudian setelah mulai menyentuh redline kembali pelan. Jadi enaknya memang cukup main di kisaran 4-8 ribu rpm.
Pada putaran tinggi, selain dorongan tenaga dan torsi sudah menurun, getaran juga terasa khususnya di area pijakan kaki dan tangki.
Namun, kalau di putaran rendah sampai menengah tergolong sangat halus, seakan enggak ada getaran.
Kelebihan lain mesin V252C ini nyaman di kaki, karena enggak terasa panas, meski yang silinder belakang ada di dekat paha.
Dipakai macet-macetan siang hari saat kondisi panas pun enggak bikin pengendara seperti dipanggang, nyaman!
Paling terasa sedikit hangat hanya di area tulang kering, saat kipas radiator bekerja menurunkan suhu mesin.
Oiya dengan tenaga dan torsi yang tergolong biasa untuk motor 250 cc, apakah akselerasinya jadi pelan? Ternyata masih tergolong lumayan.
Ambil contoh mencapai kecepatan 100 km/jam dibutuhkan waktu 12,82 detik. Itu lebih cepat dari SM Sport V16 yang butuh waktu 13,5 detik.
Baca Juga: Skutik Hingga Cruiser, Keeway Luncurkan Tiga Motor Sekaligus di Jakarta Fair 2023
Catatan di jarak yang biasa untuk patokan drag bike pun begitu. 0-201 meter V252C perlu waktu 11,08 detik, sedang V16 11,6 detik. 0-402 meter V252C 18,08 detik, kalau V16 18,7 detik.
Bagaimana dengan top speed? Ternyata dapat 127 km/jam. Kalau di Racebox yang berbasis satelit dapat 122,5 km/jam. Berarti deviasinya sangat kecil, hanya 3,6%.
Bagaimana dengan suaranya? Tentu khas mesin v-twin, tapi kalem karena knalpot standarnya sangat rapat.
Oiya dengan penggerak akhir pakai belt, penyaluran tenaga ke roda rasanya lebih halus dibanding motor yang pakai rantai.
KONSUMSI BENSIN
Keeway sayangnya enggak mencantumkan rasio kompresi mesin Benda V252C, tapi tampaknya enggak begitu tinggi, karena selama pengetesan dikasih bahan bakar RON 92 sama sekali tak ada gejala ngelitik.
Karena tak ada info konsumsi bensin, maka pengukuran menggunakan metode full to full.
Dipakai berkendara lebih dari 200 km dalam berbagai kondisi, baik macet-macetan di jalanan Jakarta sampai turing jarak dekat ke Bogor, ternyata didapat angka rata-rata 30 km/liter.
Konsumsi yang cukup hemat untuk motor 250 cc 2 silinder, meski sedikit kalah dari SM Sport V16 yang dapat 34 km/liter.
Baca Juga: Intip Daftar Harga Motor Benelli November 2023, Model Ala Harley-Davidson Cuma Rp 47 Jutaan
Dengan kapasitas tangki 15 liter, maka sekali isi V252C bisa menempuh jarak sekitar 450 km. Kira-kira dari Jakarta ke Semarang.
Data Tes
0-60 km/jam : 4,06 detik
0-100 km/jam : 12,82 detik
0-201 m : 11,08 detik (@95,5 km/jam)
0-402 m : 18,08 detik (@108,8 km/jam)
Top speed di spidometer : 127 km/jam
Top speed di Racebox : 122,5 km/jam
Konsumsi bensin : 30 km/liter
Data spesifikasi:
Tipe mesin: 4 langkah 2 silinder v-twin SOHC 8 katup injeksi berpendingin cairan
Bore x stroke: 53,5 x 55,4 mm
Kapasitas: 249 cc
Sistem starter: elektrik
Tenaga maksimal: 26 dk (19 kW) @ 9.000 rpm
Torsi maksimal: 25 Nm @ 5.500 rpm
Transmisi: manual 6 percepatan
P x L x T: 2.065 x 835 x - mm
Jarak sumbu roda: 1.420 mm
Tinggi jok: 690 mm
Jarak terendah: 130 mm
Bobot: 182 kg
Kapasitas tangki: 15 liter
Ban depan: 110/70-16
Ban belakang: 160/60-15
Rem depan: cakram 300 mm kaliper 4 piston radial + ABS
Rem belakang: cakram 240 mm kaliper 2 piston + ABS
Suspensi depan: upside down
Suspensi belakang: ganda