Begini Sejarah Terciptanya Punuk di Baju Balap Pembalap MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 14 Desember 2023 | 20:15 WIB

Punuk baju balap MotoGP (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Punuk baju balap atau racing suit pembalap MotoGP termasuk salah satu elemen krusial dalam perangkat keselamatan para pembalap.

Di dalam punuk baju balap MotoGP ini terdapat beberapa perangkat vital, dari mulai hardware elektronik hingga tempat air minum pembalap.

Kendati tidak diperhatikan layaknya helm ataupun perangkat lainnya, punuk ini sudah berada di baju pembalap MotoGP sejak lebih dari 30 tahun lamanya.

Pada era 1980-an, para produsen saat itu sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan perangkat keselamatan pembalap sebagus mungkin.

Tahun 1988, Dainese sebagai salah satu vendor raksasa yang membuat racing suit pembalap, mencoba berinovasi dengan memperkenalkan punuk unta di pakaian pembalap.

Awalnya hanya sepele, karena berisi busa dan karet untuk melindungi kepala bagian belakang dan leher pembalap.

Pembalap profesional asal Bologna, Italia, Pierfrancesco Chili, menjadi pionir yang mengenakan punuk pada tahun 1988.

Kemudian Jean Philippe Ruggia, pembalap pertama yang melakukan tikungan dengan sikutnya, semakin meningkatkan popularitas punuk ini.

Setelah diuji dengan berbagai gerakan di atas motor, pembalap asal Prancis ini merasakan stabilitas yang signifikan saat melaju kencang di lintasan.

Baca Juga: Bingung Mau Dibawa Kemana, Murid Valentino Rossi Jadi Karyawan Srabutan

Ruggia secara konsisten menemukan kenyamanan posisi tersebut, yang juga berdampak pada kinerja pembalap di lintasan.

Pembalap menyadari bahwa posisi ini memberikan kenyamanan ekstra dalam hal konsentrasi, efisiensi energi, dan tentu saja, meningkatkan kecepatan di lintasan.

Seiring berjalannya waktu, punuk semakin mendapatkan perhatian di dunia balap motor, dengan merek lain meniru inovasi tersebut.

Punuk terus berkembang menjadi salah satu elemen aerodinamika utama dalam balap motor.

Dainese
Punuk meningkatkan aerodinamika

Posisi dan gerakan tubuh pembalap dianggap sebagai faktor pendukung kekuatan aerodinamika, yang berinteraksi dengan gerakan motor.

Pada pertengahan 1990-an, pengetahuan aerodinamika balap motor semakin berkembang melalui penelitian di terowongan angin atau wind tunnel.

Peran punuk menjadi semakin penting, terutama dalam kerjasamanya dengan helm dan posisi berkendara pembalap.

Aliran udara dari depan, melewati helm dan punuk dengan posisi tertentu, membuat pembalap dapat melaju dengan lebih cepat.

Hingga saat ini, punuk memiliki peran yang lebih luas dalam dunia balap, menjadi tempat untuk beberapa peralatan krusial, seperti pengatur airbag, pengendali suhu seragam balap, dan tempat minum saat pembalap menghadapi balapan melelahkan di suhu yang tinggi.

Nah itu tadi sedikit sejarah tentang hadirnya punuk di baju pembalap.