Ruggia secara konsisten menemukan kenyamanan posisi tersebut, yang juga berdampak pada kinerja pembalap di lintasan.
Pembalap menyadari bahwa posisi ini memberikan kenyamanan ekstra dalam hal konsentrasi, efisiensi energi, dan tentu saja, meningkatkan kecepatan di lintasan.
Seiring berjalannya waktu, punuk semakin mendapatkan perhatian di dunia balap motor, dengan merek lain meniru inovasi tersebut.
Punuk terus berkembang menjadi salah satu elemen aerodinamika utama dalam balap motor.
Posisi dan gerakan tubuh pembalap dianggap sebagai faktor pendukung kekuatan aerodinamika, yang berinteraksi dengan gerakan motor.
Pada pertengahan 1990-an, pengetahuan aerodinamika balap motor semakin berkembang melalui penelitian di terowongan angin atau wind tunnel.
Peran punuk menjadi semakin penting, terutama dalam kerjasamanya dengan helm dan posisi berkendara pembalap.
Aliran udara dari depan, melewati helm dan punuk dengan posisi tertentu, membuat pembalap dapat melaju dengan lebih cepat.
Hingga saat ini, punuk memiliki peran yang lebih luas dalam dunia balap, menjadi tempat untuk beberapa peralatan krusial, seperti pengatur airbag, pengendali suhu seragam balap, dan tempat minum saat pembalap menghadapi balapan melelahkan di suhu yang tinggi.
Nah itu tadi sedikit sejarah tentang hadirnya punuk di baju pembalap.