Sedangkan suspensi depan ada sedikit berasa dorongan ke atas di setang.
Karakter suspensinya sangat cocok dipakai blusukan ke daerah yang jalanannya masih rusak.
Kami juga memboyong motor ini ke area Hambalang, Bogor, Jawa Barat untuk mencoba keandalannya.
Walau kondisi jalan yang dilewati hancur, rider tetap merasa nyaman karena benturan dapat diredam secara maksimal.
Grip ban juga masih mumpuni meski bukan yang buat off-road berat.
Jok CRF250L yang cukup tebal dan empuk nyaman diduduki, berkendara dengan durasi sekitar 1 jam belum terasa rasa pedas pantat.
Karena ban yang dipakai sebenarnya lebih cocok buat off-road, ketika dipakai di jalan aspal mulus ada kekurangan. Grip ban terasa kurang mantap, ada lendutan dari profilnya.
Tekanan ban juga terbilang rendah, hanya 22 psi untuk depan dan belakang ketika diapkai sendirian.
Baca Juga: Rasakan Riding Position Skutik Roda Tiga Piaggio MP3 300 HPE Sport
Saat menikung kencang terasa mengayun berkat karakter suspensi yang sangat empuk.
Satu lagi catatannya jika dipakai harian di jalan yang ramai, susah lincah selap-selip karena setangnya sangat lebar.
Kalau dipakai di jalan yang tidak begitu padat, karakter motornya sangat lincah, ringan dan nurut.
Bobot yang terbilang ringan, hanya 140 kg, juga punya andil. Bobotnya lebih ringan 12 kg dari CRF250 Rally yang mencapai 152 kg.
CRF250L tidak kalah lincah dibanding trail 150 cc paling berat yakni Yamaha WR 155R dengan bobot 134 kg.
Dengan bobot tidak terlalu jauh, Honda CRF250L dibekali mesin 1 silinder 249,6 cc DOCH 4 katup berpendingin cairan dengan klaim tenaga maksimum sebesar 25,7 dk @8.500 rpm dan torsi 23,1 Nm di @6.500 rpm.
Baca Juga: Jajal Riding Position & Handling Pan America, Enak Buat Jalan Jauh!