GridOto.com - Gabung saja belum, calon pengganti Marc Marquez di tim Repsol Honda sudah ditakut-takuti oleh sang test rider, Stefan Bradl.
Entah nanti penggantinya adalah Fabio Di Giannantonio ataupun Fermin Aldeguer, Stefan Bradl menilai tugas menjadi pembalap tim Repsol Honda akan sangat berat untuk mereka.
Stefan Bradl pun mengingatkan bahwa persiapan fisik saja tidak cukup, karena tugas menjadi pengganti Marc Marquez akan menguras mental juga.
"Aku tak tahu siapa, tapi jika ia bergabung dengan tim pabrikan Honda, akan jadi tantangan besar untuknya," kata Bradl, dilansir GridOto.com dari Speedweek.
Bahkan bisa saja posisi sebagai pembalap utama Honda ini, akan menjadi posisi tersulit di grid sekarang ini.
"Kemudian setelah itu tergantung dirinya. Tapi jika ia melakukannya atau mengambil kesempatan ini, ia harus paham bahwa ini adalah pekerjaan sangat berat saat ini," jelasnya.
Posisi Honda yang kurang menguntungkan di kejuaraan, akan menjadi tekanan berat untuk siapapun pembalapnya.
Kendati beban dan posisinya sangat berat, Bradl berharap ada kejutan yang diberikan pengganti Marc Marquez tersebut.
Bahkan jika yang menggantikan adalah pembalap rookie, Bradl yakin sang pembalap bisa memberikan kejutan.
Baca Juga: Ngotot Melawan Jorge Martin, Pecco Bagnaia Melindungi Valentino Rossi
Pembalap muda akan cenderung tidak banyak minta dan menyerahkan semuanya ke insinyur, namun minim pengalaman dalam pengembangan motor.
Sedangkan pembalap senior akan punya pengalaman untuk berbicara, hanya saja kadang malah banyak protesnya.
"Kau tak bisa mengatakan itu, tapi ini adalah kesempatan. Pembalap muda tak banyak berpikir dan tak punya pengalaman dengan motor lain. Ia nanti hanya akan melaju dan itu bisa berhasil," jelasnya.
"Tapi jika itu Zarco, pengalaman berbicara di mana ia akan bilang di Ducati caranya beda, coba yang ini'. Jadi ada pengaruh jangka panjang dalam pengembangan juga," jelasnya.
Pembalap muda kadang tidak tahu kenapa ia kencang, jadi di sini tugas insinyur dan teknisi sangat penting dalam pengembangan motor.
"Diggia tahu sedikit tentang Ducati, tapi ia tak tahu lainnya dan masih muda. Kadang ia cepat, tapi tak tahu kenapa bisa cepat," sambungnya.
"Pada akhirnya kita hanya akan melihat apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukannya. Hanya saja motor kami masih belum selevel dengan Ducati," jelas pria asal Jerman ini.