"Saat ini ia juga marah karena motornya tidak sebagus pembalap Aprilia lainnya, di sisi lain ia juga takut bahwa Aprilia tahun depan bisa membuat lompatan," jelas Suppo.
Masalah kesakralan kontrak ini juga sempat dipikirkan oleh bos Aprilia Racing, Massimo Rivola, saat menanggapi potensi Oliveira bergabung ke kubu lawan.
"Pesan buruk ini muncul karena kontrak itu tak ada gunanya, sebuah kertas toilet untuk membersihkan pantat," kata Rivola, dilansir GridOto.com dari The-Race.
"Di duniaku kontrak adalah hal serius. Kontrak mengatur kesepakatan, pernikahan, ikatan antara dua pihak. Dan tanpa sesuatu luar biasa untuk memutusnya, aku tak melihat ada alasan kontrak diputus," jelasnya.
Hal serupa juga diungkap manajer Enea Bastianini sekaligus pengamat kondang, Carlo Pernat.
Pernat menilai awal masalah penyepelean kontrak ini bermula dengan kasus Maverick Vinales dan Yamaha beberapa tahun lalu.
"Semua ini terjadi ketika Vinales dipecat Yamaha. Kupikir Dorna seharusnya melakukan sesuatu, manajemen kejuaraan balap motor tak pernah seperti ini," kata Pernat.
"Mereka harusnya juga membuat aturan baru yang belum pernah ada. Mereka hanya memikirkan pertunjukan tapi tidak dengan olahraganya," jelas Pernat.