Selain motornya jadi sulit menikung, undercowl motornya juga sering menyentuh kerb saat ia menikung dengan miring.
Selain itu kekuatan suspensi motornya seolah hanya tinggal dari ban saja, karena shockbreaker-nya seperti sudah mati.
"Aku berharap ada red flag sehingga bisa ganti motor, tapi aku mulai terbiasa dan mencoba mengejar Franco Morbidelli, aku sempat membuat kesalahan di tikungan 11, motornya licin di sana," sambungnya.
"Kau harus hati-hati menikung, karena shockbreaker-nya seperti sudah tidak bisa bekerja," jelasnya.
Meski banyak kerugiannya, pembalap bernomor 5 itu merasa ada beberapa keuntungan di balik masalah tersebut.
"Jadi tinggal dengan ban dan itupun bannya meluncur kesana kemari. Untuk pengereman ada untungnya sedikit (karena lebih rendah), tapi untuk masuk tikungan jadi sulit," jelasnya.
"Tapi saat keluar tikungan, grip-nya bagus. Ini menarik. Itu alasan kenapa aku nekat meneruskan balapannya," jelasnya.
Zarco menilai sebenarnya secara lap time performanya tidak terlalu buruk, dengan macetnya device tersebut.
Pembalap tim Pramac ini malah penasaran dengan potensi tersembunyi, akibat munculnya masalah yang dialaminya.
"Masih bisa dikendarai dan tidak berbahaya. Kadang beberapa masalah malah membuat lahirnya sistem baru di masa depan," tegasnya.