"Aku ini seseorang dengan perasaan dan meski ini hanya sebuah olahraga, bagiku ini adalah seluruh kehidupanku," ungkap Diggia.
"Ketika semua orang mulai berbicara buruk mengenai diriku dan kinerjaku, sangat sulit untukku menghadapinya," jelasnya.
Pembalap bernomor 49 ini mengaku masih sangat sedih, karena menyadari kariernya di MotoGP terancam berakhir jauh lebih cepat dari keinginannya.
"Aku sangat kuat meski dalam momen tergelap. Aku menutup medsos dan membatalkan beberapa wawancara untuk fokus bekerja. P4 bukan menang atau podium, tapi ini hasil bagus yang memuaskanku dan menunjukkan kinerjaku berhasil," ujarnya.
"Aku sangat sedih, kami (aku dan Gresini) sudah melalui banyak hal, dari Moto3, Moto2 sampai meninggalnya Fausto. Kami membangun tim bersama dan mereka tahu betapa sulitnya tahun lalu bagiku. Karena itulah mereka tahu aku akan semakin baik dan hanya butuh waktu," jelasnya.
Diggia pun masih bisa berharap bahwa kariernya bisa terselamatkan, meski dalam kondisi yang sangat genting seperti sekarang.
Satu-satunya harapan adalah Honda, yang sekarang sedang membutuhkan satu orang pembalap di MotoGP 2024.
Sayangnya Diggia mungkin menjadi pilihan kesekian, karena Honda mengincar beberapa nama yang lebih beken terlebih dahulu.