"Kami tak memutuskan dua tahun karena 2025 akan menjadi tahun penting buat kami dan kami harus memikirkan masa depan," sambungnya.
"Dan bahkan tidak bilang '2025 kau balapan Superbike ya', tapi pada 2025 kami akan memutuskannya nanti," ungkap Ciabatti.
Kendati demikian, Ciabatti tidak menampik jika pihaknya punya bayangan bahwa Zarco bisa menjadi penerus Bautista di masa depan.
"Kami memang ingin jika ia tidak bisa menang di MotoGP, ia akan menjadi pembalap pabrikan di Superbike. Superbike memang penting buat Ducati," lanjutnya.
"Kami punya tim dan motor terbaik, jika tidak pun tetap kami harus bersiap mengganti Alvaro yang tidak akan balapan sampai usia 40 tahun. Tapi itu masih mungkin ya, mungkin tidak," jelasnya.
Ducati memang tak bisa memberikan kontrak langsung dua musim.
Namun Zarco akan diberi kesempatan membuktikan dirinya layak untuk bertahan di MotoGP 2025 bersama Ducati.
"Jadi kami bilang, 'Dengarkan kami akan memberikan motor pabrikan Pramac setahun, tapi kau harus membuktikan pada paruh awal musim bahwa kau mampu bertahan di MotoGP'," lanjut Ciabatti.
"Aku tak tahu, tapi ia malah sudah tahu akan dipindah ke Superbike. Oke kalau ia ingin dua musim langsung dengan Honda. Kuacungi jempol, karena itu sulit. Tapi itu keputusannya. Kupikir tawaran Ducati masih lebih baik dari Honda," tegasnya.