Indonesia Harus Tingkatkan Pasar Mobil Listrik Demi Dekarbonisasi Sektor Transportasi

Angga Raditya - Selasa, 1 Agustus 2023 | 13:30 WIB

Mobil listrik di Indonesia harus segera ditingkatkan (Angga Raditya - )

GridOto.com - Indonesia harus segera meningkatkan pasar mobil listrik, demi dekarbonisasi di sektor transportasi.

Hal ini diungkapkan oleh perusahaan manajemen konsultasi global, Arthur D. Little (ADL) pada Selasa (1/8/2023) di The Westin, Kuningan, Jakarta Selatan.

Pada acara bertajuk "Unleashing Indonesia's Electric Mobility Potential", Hirotaka Uchida, Partner Arthur D. Little dan Head of Automotive and Manufacturing Practice in South East Asia.

"Industri otomotif merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca paling signifikan di Indonesia, sebesar 27% dan menempati peringkat kedua sebagai penghasil emisi terbesar," ujar Uchida.

Angga Raditya
Perusahaan manajemen konsultasi global Arthur D. Little menyarankan pemerintah Indonesia percepat adopsi kendaraan listrik.

"Mengingat target Net Zero pemerintah pada 2060, dekarbonisasi sektor transportasi memiliki peran penting," tambahnya.

Indonesia termasuk dalam pasar Electric Vehicle yang sedang berkembang, tercatat dari skor index 43 dari 100 berdasarkan data ADL.

Data ini diambil dari publikasi ADL terbaru 'Global Electromobility Readiness Index (GEMRIX) edisi 2022-2023.

Akshay Prasad, Manager Arthur D. Little Asia Tenggara mengungkapkan, kesuksesan prospek kendaraan listrik Indonesia akan terletak pada daya tarik pemain OEM baru, seperti dari India, Tiongkok, atau pemain lokal yang fokus 'mengembangkan kendaraan listrik'.

"Strategi ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempertimbangkan pengembangan OEM lokal yang selama ini masih kurang," ujar Akshay.

Baca Juga: Spy Shot Mobil Listrik Neta V, Produk Perdana buat Indonesia 

Namun ADL memberikan beberapa rintangan yang akan dihadapi Indonesia, jika ingin berkembang lebih jauh menjadi pusat mobilitas listrik.

Adalah ketergantungan yang kuat pada produksi Original Equipment Manufacturer (OEM) otomotif yang terbatas.

Angga Raditya
Indonesia bisa menjadi pusat mobilisasi listrik di kawasan Asia Tenggara menurut perusahaan manajemen konsultasi global Arthur D. Little

Selain itu, tantangannya juga terdapat pada terbatasnya pengembangan infrastruktur pengisian daya, pemrosesan nikel yang kurang berkembang, keseimbangan antara keterkaitan regional dan prioritas nasional.

"Baterai Lithium Ferro Phospat sebagai ancaman bagi keberadaan Nickel Manganese Cobalt," tambah Andreas Schlosser, Partner and Global Head of Arthur D. Little Automotive Practice.

Terlepas dari tantangan di atas, ADL percaya bahwa Indonesia berada dalam posisi yang tepat untuk berkembang menjadi pusat mobil listrik global, khususnya kawasan Asia Tenggara.

Beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia untuk meraih target tersebut adalah memprioritaskan penargetan OEM baru dengan penekanan lebih besar pada BEV.

Selain itu memperluas cakupan insentif untuk infrastruktur SPKLU, membangun kapabilitas baru di luar Nickel Manganese Cobalt, kerja sama dengan dukungan regional, serta mendorong produksi lokal secara strategis.