Baca Juga: Spy Shot Mobil Listrik Neta V, Produk Perdana buat Indonesia
Namun ADL memberikan beberapa rintangan yang akan dihadapi Indonesia, jika ingin berkembang lebih jauh menjadi pusat mobilitas listrik.
Adalah ketergantungan yang kuat pada produksi Original Equipment Manufacturer (OEM) otomotif yang terbatas.
Selain itu, tantangannya juga terdapat pada terbatasnya pengembangan infrastruktur pengisian daya, pemrosesan nikel yang kurang berkembang, keseimbangan antara keterkaitan regional dan prioritas nasional.
"Baterai Lithium Ferro Phospat sebagai ancaman bagi keberadaan Nickel Manganese Cobalt," tambah Andreas Schlosser, Partner and Global Head of Arthur D. Little Automotive Practice.
Terlepas dari tantangan di atas, ADL percaya bahwa Indonesia berada dalam posisi yang tepat untuk berkembang menjadi pusat mobil listrik global, khususnya kawasan Asia Tenggara.
Beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia untuk meraih target tersebut adalah memprioritaskan penargetan OEM baru dengan penekanan lebih besar pada BEV.
Selain itu memperluas cakupan insentif untuk infrastruktur SPKLU, membangun kapabilitas baru di luar Nickel Manganese Cobalt, kerja sama dengan dukungan regional, serta mendorong produksi lokal secara strategis.