Karena setelah tiap tim dan pembalap terbiasa, maka pemberlakuan nanti bisa saja dilakukan di tengah balapan berlangsung.
Informasi penaltinya bisa diberikan lewat dasbor motor, bendera ataupun dari pitboard yang ditampilkan kru di garis start/finis.
Selain itu angka batas tekanan yang diperbolehkan akan menyesuaikan situasi dan kondisi trek, tidak selalu menganut angka 1,9 bar untuk ban depan seperti aturan sebelumnya.
Jadi pada praktiknya, nantinya Michelin akan menentukan batas aman tekanan ban di setiap balapan.
Permasalahan tekanan ban ini memang sudah menjadi polemik dalam dua musim MotoGP belakangan ini.
Oknum mekanik sengaja mengurangi tekanan ban di bawah batas aman, sebagai langkah antisipasi ban yang mengeras saat balapan berlangsung.
Karena pada balapan tertentu, ban depan tiba-tiba akan mengeras dalam beberapa lap karena suhu dan tekanan yang naik.
Hal itu membuat grip ban depan melemah, sehingga pembalap mudah crash dan tidak bisa tampil maksimal.
Belum lagi jika ditambah fakta bahwa komponen aerodinamika sebuah motor, memberikan aliran udara kotor alias dirty air kepada motor di belakangnya.
Ban depan motor yang sedang menguntit akan kesulitan mendapat angin segar, sehingga membuat tekanan ban cepat naik.