Pakai Dalih Menghina Yamaha dan Honda, Bos KTM Tolak Usulan Konsesi di MotoGP 2024

Rezki Alif Pambudi - Jumat, 28 Juli 2023 | 18:30 WIB

Dianggap menghina Yamaha dan Honda, bos KTM tak sepakat dengan usulan konsesi di MotoGP 2024 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Dorna Sports sedang mewacanakan pemberian hak konsesi kepada Honda dan Yamaha di MotoGP 2024.

Hak konsesi MotoGP ini diusulkan sejumlah pihak demi mengatasi ketertinggalan Honda dan Yamaha dari rival-rivalnya.

Dengan hak konsesi ini, Yamaha dan Honda akan mendapat beberapa keuntungan teknis dibanding Ducati, KTM ataupun Aprilia.

Sebut saja soal jatah mesin, jumlah tes privat, jatah wildcard dalam semusim ataupun beberapa perlakuan khusus lainnya.

Aturan semacam ini pernah didapatkan tiga pabrikan Eropa tersebut beberapa tahun silam, termasuk Ducati yang pernah mencicipi aturan Open Class hampir sedekade silam.

Namun usulan hak konsesi kepada dua raksasa Jepang tersebut mendapat banyak pertentangan, khususnya dari para rival.

CEO KTM, Stefan Pierer, tidak sepakat dengan usulan konsesi untuk Honda dan Yamaha di MotoGP 2024 ini.

Bos besar Pierer Mobility AG tersebut berdalih, pemberian konsesi pabrikan MotoGP sama saja dengan menghina Honda dan Yamaha.

"Konsesi bukanlah pendekatan yang tepat," kata Pierer dilansir GridOto.com dari Speedweek.

Baca Juga: Gara-gara Sikap Marco Bezzecchi, VR46 Dipaksa Kejam ke Franco Morbidelli

Pria asal Austria ini sangat yakin bahwa Honda dan Yamaha juga tak mau menerima aturan konsesi semacam itu.

"Orang Jepang tidak menginginkan hal seperti itu juga, karena proses ini seperti sebuah penghinaan," tegas konglomerat Austria ini.

"Itu akan merusak kebanggaan orang Jepang, kau tak bisa melakukan itu," jelasnya.

Pierer pun meminta Dorna Sports memikirkan solusi lain, agar duo Jepang itu bisa kembali bersaing di papan atas MotoGP.

Bisa jadi tetap sebuah konsesi, namun tidak seperti aturan yang sebelum-sebelumnya.

Ia pun yakin baik Honda dan Yamaha masih akan bertahan, karena ada wacana perubahan regulasi mulai 2027 mendatang.

"Kupikir diskusi sekarang soal regulasi masih masuk akal. Sekarang kita tinggal menunggu," sambungnya.

"Sangat penting kami mempertahankan dua pabrikan Jepang di kejuaraan," jelasnya.