Sering Pakai Mode Manual di Mobil Matik Ternyata Ada Dampak Buruk

Radityo Herdianto - Kamis, 27 Juli 2023 | 07:00 WIB

Sering pakai mode manual di mobil matik ternyata ada dampak buruk. ILUSTRASI. Paddle shift Toyota Agya CVT. (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Sejumlah mobil matik saat ini dilengkapi dengan mode manual.

Sering pakai mode manual di mobil matik ternyata ada dampak buruk.

Mode manual di mobil matik merupakan fitur yang memungkinkan pengemudi bisa melakukan pergantian gigi secara manual melalui tuas transmisi maupun paddle shift.

Menurut Hermas Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic yang juga pakar transmisi otomatis di Indonesia, fitur mode manual memberikan sensasi perpindahan gigi manual untuk mendapatkan respon tenaga yang lebih instan.

"Bisa dipakai untuk menyalip atau menanjak yang butuh respon mesin sigap," kata Hermas. 

Hanya saja ia menilai ada sejumlah efek samping dalam penggunaan mode manual.

F Yosi/Otomotifnet
ILUSTRASI. DFSK Glory i-Auto saat melibas jalur tanah berkerikil untuk menikmati sensasi akselerasi berkendara dengan perpindahan gigi tinggal geser stick trasnmisi ke kanan

Baca Juga: Menanjak Dengan Mudah Pakai Mobil Matik Rahasianya Pakai Gigi Ini

Pertama adalah dari penumpukan beban torsi yang diciptakan girboks.

Pada mode manual, perpindahan gigi bisa dilakukan dalam putaran mesin tinggi.

Meningkatnya putaran mesin menghasilkan tekanan hidrolik oli transmisi dari torque converter yang besar.

"Komponen girboks mendapat beban stress yang besar," sebut Hermas.

"Gesekan plat kopling lebih tinggi, friksi gir juga besar, berpotensi keausan komponen mekanikal jangka panjang," terangnya.

Tekanan hidrolik yang tinggi juga membuat temperatur oli transmisi lebih panas.

Ryan/gridoto.com
ILUSTRASI. Plat kopling transmisi matik yang sudah aus.
Baca Juga: Penyakit Transmisi Mechatronic Pada BMW Kerap Diakibatkan Dari Oli 

Panasnya oli transmisi membuat usia pakai lebih pendek karena penurunan kualitas oli yang signifikan.

"Oli transmisi yang terus panas juga melemahkan tekanan hidroliknya," tekan Hermas.

"Kerja girboks transmisi jadi tidak responsif nantinya, mudah overheat juga karena selalu menerima panas berlebih dari beban torsi," terangnya.