GridOto.com - Begini cara Fuel Water Hybrid bikin air jadi bahan bakar gas hidrogen.
Rudy Sumardi dari PASS Engineering yang juga Dosen Rekayasa Teknologi Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Bekasi, Jawa Barat merancang alat Fuel Water Hybrid.
Alat Fuel Water Hybrid memanfaatkan air yang diubah menjadi gas hidrogen untuk bisa digunakan pembakaran mesin mobil.
Di luar negeri, alat yang menyerupai Fuel Water Hybrid dikenal dengan nama HHO (Oxyhydrogen) Generator.
Berdasarkan berbagai sumber, teknologi ini sudah ada sejak pertengahan 2000-an.
"HHO Generator dengan alat ini sama sebenarnya, hanya beda penyebutan saja," ujar Rudy.
Rudy sendiri mengaku jika riset mengenai gas hidrogen sebagai energi pembakaran dilakukannya dari 2005.
Gas hidrogen yang dihasilkan merupakan 'improver' pembakaran pada mesin.
Baca Juga: Dosen STTD Ciptakan Motor Berbahan Bakar Hidrogen, Diklaim 220 ml Air Untuk Jarak 50 KM
"Gas hidrogen dikombinasikan dengan bahan bakar fosil untuk membantu proses pembakaran mesin," kata Rudy kepada GridOto.com di Bekasi, Jawa Barat (24/7).
"Hasil pembakaran memberikan peningkatan tenaga, efisiensi bahan bakar, dan rendah emisi gas buang," klaimnya.
Konstruksi Fuel Water Hybrid atau HHO Generator ini berupa kotak logam dengan kompartemen elektrolisis di dalamnya.
Juga adanya wadah sebagai tempat menampung air.
Konstruksi tersebut yang merupakan generator untuk memproses air menjadi gas hidrogen.
Rudy menerangkan bagaimana cara kerja alat ini sampai bisa menjadi gas hidrogen.
"Air yang digunakan adalah air destilasi bebas mineral, dimasukkan ke wadah," ujar Rudy.
Baca Juga: Alat Fuel Water Hybrid Sudah Dijual Online, Harga Mulai Rp 2,5 Juta
Air yang ditampung akan melewati proses elektrolisis yang merupakan bagian generator.
Selama proses elektrolisis, dengan aliran listrik unsur kimia air H2O dipecah menjadi H2 (Hidrogen) dan O2 (Oksigen).
H2 yang terambil berupa gas murni bertekanan yang dimanfaatkan sebagai energi pembakaran.
"Gas hidrogen masuk lewat intake mesin mobil, bercampur dengan oksigen dari udara menjadi HHO (Oxyhydrogen)," terang Rudy.
HHO adalah gas hidrogen dari hasil elektrolisis yang bergabung kembali dengan oksigen dari udara dan memiliki sifat mudah terbakar.
Menurut Rudy, mobil saat ini punya sistem komputer yang bisa mengatur pengabutan bahan bakar berdasarkan aliran udara yang mampu menghasilkan pembakaran.
"Jika dari aliran udara intake yang masuk sudah cukup memberikan kompresi pembakaran di ruang bakar, maka debit pengabutan bahan bakar dari injektor bisa lebih sedikit," jelasnya.
"Dalam penggunaan FWH, aliran udara yang mengandung HHO sudah cukup membantu menyempurnakan kompresi pembakaran sehingga konsumsi bahan bakar lebih sedikit," terusnya.
Di sinilah klaim Rudy yang membuat konsumsi bahan bakar bisa lebih efisien.
Ia mengklaim efisiensi konsumsi bahan bakar dari penggunaan FWH bisa mencapai 80 persen.
"Perbandingan gas hidrogen 50:50 bahan bakar efisiensi konsumsi bahan bakar bisa 80 persen, mobil yang awalnya 10 km/liter bisa jadi 18 km/liter," klaimnya.
Disamping efisiensi bahan bakar yang bisa didapat penggunaan FWH juga diyakini Rudy bisa menghasilkan tenaga 2 kali lipat lebih besar.
"HHO adalah unsur gas mudah terbakar dengan kekuatan ledakan besar, tenaga yang dihasilkan pembakaran mesin lebih tinggi," jelasnya lagi.