Arief mencontohkan oli mesin saat ini memiliki variabel viskositas seperti 10W-40.
"10W adalah viskositas oli mesin yang tersusun dari base oil dalam kondisi temperatur dingin," terangnya.
"Kode 40 adalah perubahan tingkat viskositas oli mesin dalam temperatur panas dari hasil improver molekul oli," sambungnya.
Dalam temperatur mesin dingin, ukuran molekul oli akan kecil untuk mendukung start awal sehingga percepatan pelumasan bisa lebih cepat.
Ketika mesin memanas, molekul oli mesin akan membesar untuk menjaga ketahanan oli mesin dari pecahnya molekul dan penguapan.
Baca Juga: Pakai Oli Lebih Kental Ternyata Tidak Membuat Mesin Mobil Lebih Adem
"Molekul oli membesar dalam batas temperatur tertentu sehingga pelumasan tetap terjaga," jelas Arief.
"Begitu juga saat mendingin molekul oli akan mengecil tapi dalam batas tertentu sehingga kekentalannya tetap terjaga," sambungnya.
Mahendra N. Lubis, Regional Engineering Service Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) menambahkan viscosity index umumnya sudah hadir pada oli mesin berbasis sintetis dengan standarisasi terbaru.
"Standarisasi API terbaru SP menghadirkan oli mesin dengan viscosity index sebagai pendukung pelumasan," sebut Mahendra.
Menurutnya, standarisasi API SP menyesuaikan spesifikasi oli mesin terhadap teknologi mesin mobil.
Ukuran mesin yang kompak dengan kompresi mesin tinggi disertai perubahan temperatur yang dinamis menjadi dasar standarisasi oli mesin API SP.
"Viscosity index dibutuhkan untuk menjaga pelumasan dalam beban kerja tinggi terhadap celah komponen mesin yang sempit dan oli mesin dituntut bisa melumasi cepat di awal dan saat mesin bekerja," beber Mahendra.