Red Bull secara kejam memecat pembalap keturunan Indonesia tersebut hanya dalam sepuluh balapan saja.
"Kupikir masa depannya masih cerah dan ia masih punya opsi bagus lain. Aku yakin," sambungnya.
"Ya begitulah cara Red Bull melakukannnya. Aku akan bilang begitulah bagaimana cara kerja mereka," tegasnya.
Secara umum, kubu Mercedes memang sangat keberatan dengan dipecatnya pembalap 28 tahun ini.
Karena sebelum direkrut Red Bull, ia masih menjadi bagian dari tim Mercedes dan punya hubungan baik dengan seluruh kru di sana.
Apalagi ia juga sempat mempersembahkan gelar juara Formula E kepada tim Silver Arrow.
Sedangkan di kubu tim AlphaTauri sendiri, ternyata tidak semuanya sepakat dengan keputusan Helmut Marko dan Christian Horner sebagai pejabat Red Bull.
Rekan baru Ricciardo di tim AlphaTauri, Yuki Tsunoda, sedikit memberikan pembelaan kepada de Vries.
Menurutnya, juara Formula E 2020-2021 itu tak 100 persen pantas dipecat apalagi di pertengahan kompetisi.
Baca Juga: Penggemar Jangan Sampai Kelewatan, Berikut Jadwal F1 Hongaria 2023
Tanpa mengurangi rasa hormatnya ke Ricciardo, Tsunoda menilai de Vries masih layak dipertahankan dan cukup berkontribusi ke tim selama ini.
"Aku ingin berterima kasih, aku menikmati waktu selama sepuluh balapan dengan Nyck. Aku belajar banyak darinya, kami juga menikmati waktu di luar trek," kata Tsunoda dilansir dari Express.co.uk.
"Ia sebenarnya punya pengalaman banyak di balapan lain. Ia mampu memberikan masukan bagus dari pengalamannya. Ia menetapkan kecepatannya, sebagai teman aku menikmati waktu bersamanya," jelasnya.