Menurut Lorenzo, besaran top speed bukan menjadi tolak ukur keseruan sebuah balapan di mata penonton.
"Cari cara membatasi tenaga motor ini. Aku mungkin akan membatasi aerodinamika sebisa mungkin, bahkan melenyapkannya," imbuhnya.
Selain itu, pria yang tinggal di Swiss ini mengkhawatirkan kiprah Yamaha dan Honda yang kini sedang tertinggal dari rival-rivalnya.
"Sekarang eranya Eropa dan bukan Jepang. Kupikir Honda dan Yamaha tak punya pembalap yang sensitif dalam pengembangan motor yang bisa dimanfaatkan pembalap lain," katanya.
Ia berharap pabrikan Jepang bisa kembali bersaing dan itu akan membuat MotoGP menjadi semakin seru lagi.