Carlos Ezpeleta, Chief Sporting Officer Dorna Sports, langsung memberikan tanggapan terkait pernyataan miliuner berusia 51 tahun tersebut.
"Semua orang punya opini sendiri dan sulit menilai secara obyektif, terutama jika kau tak berada di bisnis ini," ucap putra dari CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta ini.
Ezpeleta membantah bahwa MotoGP menjadi sulit dipahami dengan format yang terasa lebih padat ini.
"Aku sepakat penting untuk menjaga elemen mendasar olahraga yang sederhana dan mudah dipahami. Itu alasan juga kami memakai format baru ini dengan menambahkan sprint di seluruh event musim 2023," jelasnya.
"Jadwalnya identik setiap pekannya, kualifikasi berlaku untuk dua balapan. Sprint hanya setengah jaraknya dan hanya setengah poin hadiahnya. Ada 12 poin untuk pemenang, dengan sembilan rider mendapat poin," jelasnya.
Baginya sprint telah membawa nuansa baru yang terbukti bisa dinikmati penonton, meski masih punya beberapa kekurangan.
Menurut pria asal Spanyol ini, F1 malah lebih rumit dengan adanya dua kualifikasi saat adanya balapan sprint.
"Tak ada yang bilang konsep itu lebih mudah dipahami dari MotoGP," tegasnya.
Meski begitu, Ezpeleta tetap menerima kritikan dan mengakui ada banyak hal di F1 yang bisa diaplikasikan di MotoGP.
"Mereka bekerja dengan baik untuk mendapat penggemar baru. Itu tak terbantahkan. Banyak orang bilang serial Drive to Survive tak penting, tapi nyatanya orang-orang suka dengan pertunjukan dan paketnya," sambungnya.
"Aku sepakat, sangat penting membuat pertunjukan bagus dan konsep pasar yang bagus. Kami juga terus mengembangkan itu. Tapi ketika kau bisa menampilkan olahraga spektakuler, menarik, itu membuat perbedaan besar," jelasnya.