Mana yang Lebih Dulu, Pasang Part Modif di Mesin atau Remap ECU?

Aditya Pradifta - Selasa, 4 Juli 2023 | 18:00 WIB

ILUSTRASI mesin Honda BR-V lama berkode L15Z yang telah dimodifikasi (Aditya Pradifta - )

Meski begitu pada prinsipnya akan ada perubahan performa yang sifatnya meningkat karena telah 'membuka' limiter.

"Dan sebetulnya tetap akan ada peningkatan power tapi tidak sempurna. Pada akhirnya justru harus remap lagi. Gampangnya, hal teknis dulu baru elektrikalnya. Entah itu cuma ganti air filter, knalpot, atau kompomen lain di mesin," sambung Odi menegaskan.

Aditya Pradifta
ILUSTRASI mesin diesel 2KD-FTV milik Toyota Fortuner dengan modifikasi advaced

Baca Juga: Upgrade Performa Toyota Kijang Innova Diesel Bisa Mulai Dari Part Ini

Lantas inefisiensi yang terjadi bukan hanya pada performa mesin, namun bisa terjadi juga pada pembiayaan.

"Artinya kan nanti bakal keluarin biaya lagi untuk remap. Setting airflow harus disesuaikan ulang setelah ada upgrade sana-sini di mesin. Kalau gak dioptimalin pakai remap malah sayang juga kan part modif yang sudah dibeli," ucapnya menukas.

Tentu hal ini tak hanya berlaku pada modifikasi mesin di stage 1, tentunya berlaku juga pada stage 2 dan stage 3 yang sifatnya jauh lebih advanced.

Pada stage 2 umumnya yang dikerjakan adalah instalasi piggyback untuk mendongkrak tenaga dan napas mesin agar lebih panjang. Bisa juga sampai melakukan porting polished.

Sementara di stage 3 tentunya jauh lebih advanced, misalnya saja mencangkok turbocharger maupun supercharger, mengganti internal mesin dengan versi lebih kuat, hingga melakukan engine swap.