GridOto - Masih ngomongin Royal Enfield Scram 411, motor bergaya scrambler yang dibangun dari basis motor turing Royal Enfield Himalayan.
Kesamaan platform ini membuat posisi duduk di Scram 411 juga identik dengan adventure bike retro tersebut.
Tetap sebuah motor yang cukup nyaman untuk pejalanan jauh karena posisi duduknya tergolong santai.
Tapi dengan beberapa ubahan, membuatnya terasa lebih lincah ketika dipakai buat harian.
Bedanya karena ukuran ban depan selisih 2 inci, dari 21 inci turun jadi 19 inci. Wajar jika handlingnya jadi terasa lebih lincah.
Kemudian, tinggi jok Scram 411 lebih rendah, tapi sangat sedikit, ada beda 5 mm dari 800 mm ke 795 mm.
Dengan tinggi hanya 795 mm dan bentuk jok area depan sangat ramping, Scram 411 terasa lebih bersahabat untuk rata-rata orang Indonesia.
Bagi rider yang tingginya sekitar 165 cm pun dengan mudah menapakkan kedua kaki ke tanah ketika berhenti.
Karakter joknya juga bikin nyaman, karena busanya empuk dan kulitnya sangat lembut.
Baca Juga: Gas Pol Royal Enfiled Scram 411..!!! Kelebihan dan Kekurangan Buat Harian
Dengan ditambah ada garis-garis melintang, membuatnya jadi terasa sangat kesat saat diduduki.
Ketika berkendara, posisi duduknya kompromi antara motor jarak jauh dan harian.
Segitiga berkendara yang ditawarkan masih ideal untuk harian tapi juga cukup nyaman saat turing.
Didapat dari setang yang meski model pipa yang posisinya tinggi, tapi cukup jauh saat diraih, sehingga lengan cenderung hampir lurus.
Sementara joknya rendah dengan pijakan kaki lurus dengan jok dan jaraknya cukup dekat, jadi lutut lumayan menekuk.
Untuk yang posturnya jangkung, pasti lutut jadi lebih cepat pegal ketika berkendara lama.
Karakter sasis yang oleh Royal Enfield disebut half-duplex split cradle frame terasa sangat kaku, saat belak-belok terasa berat sehingga mesti main badan.
Bobotnya memang cukup berat, 194 kg, sisi positifnya membuat momen menikung jadi lebih mantap, grip ban jadi terasa maksimal.
Baca Juga: Gas Pol Royal Enfiled Scram 411..!!! Kelebihan dan Kekurangan Buat Harian
Untungnya karakter suspensinya bisa menunjang kenyamanan di segala medan.
Depan yang pakai suspensi teleskopik 41 mm dengan jarak main 190 mm tergolong cukup empuk, menerabas lubang atau gundukan enggak pernah khawatir mentok yang bikin lengan sakit.
Demikian pula suspensi tunggal belakang yang jarak mainnya 180 mm, juga empuk sehingga menjamin pinggang enggak gampang sakit ketika lewat jalan tak mulus.
Bannya yang pakai tapak semi dual purpose berukuran 100/90-19 dan 120/90-17 menunjang kenyamanan di segala medan.
Tapaknya yang lebar sangat mendukung penggunaan harian di jalan aspal, menikung lebih pede dibanding Himalayan yang ban depannya ring 21 dan lebih ramping, suaranya pun enggak begitu berisik.
Namun, ketika ketemu jalan gravel atau off-road ringan juga enggak mundur sob, karena gripnya masih bisa diandalkan, asal bukan off-road berat ya karena pasti akan mudah slip.
Scram 411 dijual dalam 3 varian di Indonesia, tipe Base dibanderol Rp 130,8 juta, Mid Rp 132,4 juta dan Premium Rp 133,8 juta (OTR Jakarta).