Sedangkan rem depan pakai cakram tunggal dengan kaliper 3 piston dan juga terintegrasi dengan fitur CBS.
Jok penumpang di sespan juga berukuran besar dan nyaman diduduki, kaki penumpang pun dapat berselonjor ke depan.
Pelek jari-jari yang digunakan berukuran 2,75x17 inci di ketiga roda, dan dibalut oleh karet bundar lansiran Timsun berukuran 120/80-17.
Meskipun pakai pelek jari-jari tetap bisa pakai ban tubeless karena jari-jarinya terpasang di bibir pelek.
Ban cadangan yang ada bisa digunakan untuk semua roda karena ukurannya sama
Gooze 700 pakai suspensi depan teleskopik dengan diameter as 41 mm dan belakang dual shock adjustable.
Pada sespan terdapat suspensi sendiri, sehingga kaki-kakinya independen.
Di belakang suspensi depan terpasang steering damper sebagai bawaan untuk menyetabilkan pergerakan setang.
Dengan penggunaan sespan, pergerakan motor jadi tidak natural seperti pada umumnya.
Walau punya tampang klasik, Gooze 700 menggunakan LED untuk semua penerangan.
Spidometer pun pakai digital dengan paduan takometer di atas dan MID di bagian bawah.
Selain itu terdapat USB power outlet, tapi penempatannya terbilang janggal karena di tengah-tengah sasis bagian samping.
Hampir semua bagian bodi, mulai dari sepatbor depan, tangki bensin sampai sespan terbuat dari besi sehingga rasa klasiknya lebih otentik.
Namun, memang membuat bobotnya jadi membengkak hingga 330 kg.
Dengan banderol di bawah Rp 300 juta, Gooze 700 jadi alternatif pilihan motor retro beroda tiga yang menarik, apalagi Ural yang menjadi pesaing terdekatnya punya banderol di atas Rp 500 juta.