Bukan hanya bore x stroke yang berubah. Mengimbangi itu semua, durasi buka tutup klep oleh noken as juga berubah.
"Kompresi juga ditingkatkan dari 9,3:1 jadi 10:1," ungkap Reza Rezdie dari Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).
Setingan ECM atau electronic control module mau tak mau ikut disesuaikan.
Hasilnya tenaga pun mengalami kenaikan. Kini tenaga maksimalnya 9,08 dk @ 6.250 rpm, naik sedikit dibandingkan model sebelumnya yang hanya 8,71 dk @ 7.000 rpm.
Sedang torsi maksimalkan justru turun dari 11 Nm @ 4.500 rpm jadi 10,8 Nm @ 4.750 rpm.
Tapi tenang, turunnya torsi terkompensasi oleh bobot motor keseluruhan yang jadi lebih ringan, dari 120 kg jadi 116 kg saja.
Lalu apa efek yang akan dirasakan oleh pengendara? "Performanya lebih gesit, lebih responsif," beber Reza.
Motor dengan karakter mesin overstroke seperti ini, ditambah tenaga maksimalnya kini diraih di putaran mesin yang lebih rendah, diyakini membuat pengendara cukup putar gas sedikit saja untuk membuat motor berakselerasi ringan.
Baca Juga: Bebek Termahal di Indonesia Honda CT125 Pakai Mesin Baru, Konsumsi Bensinnya Irit Banget!