Miller kembali mengingatkan, seharusnya para pembalap itu bekerja sama dengan para insinyur untuk memperbaiki motor.
"Kenapa motornya jelek? Itu karena salah mereka sendiri. Mereka 99 persen menendang insinyur lama, untuk membawa insinyur baru," sambungnya.
"Sekarang orang-orang mereka ada di tim. Tapi mereka malah kacau dan tak bisa menyalip dalam satu lap," tegas rider asal Australia ini.
Kenyataannya sekarang, para rider malah berlaku seperti tuan yang marah-marah kepada pesuruhnya.
"Mereka semua protes, tapi tak ada yang mau melakukan sesuatu. Diam dan bekerjalah. Kalian dibayar untuk mengendarai motor, bukan jadi pangeran yang hanya protes soal motor," jelasnya.
Kata-kata Miller mungkin terdengar pedas dan egois, namun memang benar-benar terjadi saat ini.
Di KTM hampir tak pernah sekalipun para pembalapnya mengeluh soal motornya di musim ini, termasuk di tim satelit Gasgas Tech3.
Sedangkan di Aprilia ada Aleix Espargaro, yang sangat kecewa motornya tak sebagus apa yang dibayangkan sejak tes pramusim.
Komponen-komponen aerodinamika yang terkesan luar biasa di tes pramusim, tak ada efek signifikan terhadap performa saat balapan.
Lalu ada Fabio Quartararo yang terus mengeluh soal motor Yamaha, ataupun Marc Marquez dengan Honda RC213V yang sering membuatnya crash.