Mobil Listrik Bisa Lebih Awet, Jaga Kapasitas Baterai dalam Safe Zone

Radityo Herdianto - Jumat, 9 Juni 2023 | 06:00 WIB

Kapasitas Baterai Mobil Listrik Wuling Air ev 100 Persen Sebelum Dibawa Jalan (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Posisi kapasitas baterai memengaruhi dalam keawetan penggunaan mobil listrik.

Agar mobil listrik bisa lebih awet, jaga kapasitas baterai dalam safe zone.

Rentang kapasitas baterai mobil listrik 0 sampai 100 persen perlu diperhatikan, baik saat digunakan maupun pengisian daya baterai.

'Safe zone' baterai yang dimaksud adalah kondisi kapasitas dalam zona aman.

"Zona aman baterai itu rentang kapasitasnya berada di dalam antara 20 persen hingga 80 persen," ungkap Randall Hart, President Director M-Fire Technologies, California, Amerika Serikat.

Dari safe zone kapasitas baterai ini akan menentukan kesehatan baterai (battery health) secara keseluruhan.

Gotion
Ilustrasi baterai kendaraan listrik

Baca Juga: Oalah, Ternyata Begini Jadinya Kalau Mobil Listrik Pakai Ban Biasa 

Ambang batas bawah 20 persen kapasitas baterai diperlukan untuk menjaga elemen kimia baterai tetap mendapat arus listrik.

"Jika mobil listrik terus dipaksa digunakan rentang kapasitas baterai 20 persen ke bawah, sel baterai terlalu di-drain," tegas pimpinan perusahaan yang menjadi konsultan mobil listrik Tesla di Amerika Serikat ini.

"Ada sebagian sel baterai yang mengalami kekosongan arus listrik," jelasnya.

Kondisi ini diyakini Randall bisa merusak elemen kimia pada sel baterai.

Kurangnya pasokan listrik perlahan bisa mematikan fungsi elemen kimia sel baterai untuk menghantarkan arus listrik.

Dan pada ambang batas atas 80 persen perlu diperhatikan saat pengisian daya baterai.

"Selama pengisian daya baterai terjadi penghantaran thermal dari arus listrik," sebut Randall.

F Yosi/Otomotifnet
Dengan daya charging point 7 kW, dari sisa baterai 49% menuju 73%, hanya membutuhkan waktu 1 jam 5 menit
 

Baca Juga: Bukan Serbuk, Ini Jenis APAR yang Cocok Buat Kebakaran Mobil Listrik 

"Perpindahan thermal arus listrik meningkatkan suhu baterai," sambungnya.

Idealnya baterai diisi daya cukup sampai 80 persen, tidak harus sampai 100 persen.

Seringnya pengisian daya baterai sampai 100 persen menyebabkan terjadinya penumpukan perpindahan thermal.

"Untuk mencapai 80 persen baterai sudah panas, ditambah 20 persen ada penumpukan panas dari sisa 80 persen sebelumnya," terang Randall.

"Panas ini bisa membuat elemen kimia baterai terdegradasi yang mengurangi kemampuan penghantar arus listrik juga daya serap aktualnya," lanjutnya.