"Ada sebagian sel baterai yang mengalami kekosongan arus listrik," jelasnya.
Kondisi ini diyakini Randall bisa merusak elemen kimia pada sel baterai.
Kurangnya pasokan listrik perlahan bisa mematikan fungsi elemen kimia sel baterai untuk menghantarkan arus listrik.
Dan pada ambang batas atas 80 persen perlu diperhatikan saat pengisian daya baterai.
"Selama pengisian daya baterai terjadi penghantaran thermal dari arus listrik," sebut Randall.
Baca Juga: Bukan Serbuk, Ini Jenis APAR yang Cocok Buat Kebakaran Mobil Listrik
"Perpindahan thermal arus listrik meningkatkan suhu baterai," sambungnya.
Idealnya baterai diisi daya cukup sampai 80 persen, tidak harus sampai 100 persen.
Seringnya pengisian daya baterai sampai 100 persen menyebabkan terjadinya penumpukan perpindahan thermal.
"Untuk mencapai 80 persen baterai sudah panas, ditambah 20 persen ada penumpukan panas dari sisa 80 persen sebelumnya," terang Randall.
"Panas ini bisa membuat elemen kimia baterai terdegradasi yang mengurangi kemampuan penghantar arus listrik juga daya serap aktualnya," lanjutnya.