GridOto.com - Tak bisa dipungkiri, performa tim Monster Energy Yamaha di awal MotoGP 2023 memang jauh dari mengesankan.
Dari lima seri yang sudah berjalan di awal MotoGP 2023, Fabio Quartararo sebagai pembalap terbaik Yamaha hanya sekali naik podium dan berada di peringkat delapan klasemen.
Fakta ini tentu sangat disayangkan, mengingat Fabio Quartararo berstatus juara musim 2021 dan runner up musim 2022.
Motor Yamaha YZR-M1 yang dulu menjadi salah satu motor terbaik di grid, kini hanya bisa menonton para rivalnya bertarung di barisan depan.
Ada beberapa hal yang dinilai menjadi penyebab permasalahan motor YZR-M1 di awal MotoGP 2023 ini.
Selain dianggap salah memilih mesin yang terlalu agresif, ada pendapat unik soal kesalahan Lin Jarvis dalam memilih test rider.
Selain Jorge Lorenzo yang mengklaim Yamaha salah dengan mendepaknya sebagai test rider, beberapa orang menilai kesalahan juga terjadi karena tidak merekrut Dani Pedrosa.
Saat memutuskan pensiun pada akhir 2018 silam, Honda dan KTM sama-sama menawari Pedrosa jabatan test rider.
Yamaha bahkan punya peluang merekrutnya ke tim satelit, karena Pedrosa tak mau bertahan di Honda dengan turun pangkat ke pembalap tes.
Baca Juga: Sudah Dapat Satu Murid, Marc Marquez Perkuat Akademi Balap Pesaing Valentino Rossi?
Pria 38 tahun itu kabarnya sengaja menolak Honda, karena ingin balas dendam dan ingin membela tim lain meski jadi test rider.
Sayangnya Lin Jarvis Cs kurang memperjuangkan Pedrosa, yang akhirnya memilih bergabung dengan kubu Austria.
"Yamaha selalu menghormati Dani, begitu juga aku. Meski begitu, kami memang selalu memilih opsi lain meski ia sedang longgar," kata Jarvis dilansir GridOto.com dari Speedweek.
Namun pria asal Inggris itu menyangkal bahwa keterpurukan Yamaha, karena tidak melepaskan peluang merekrut The Little Samurai.
"Ketika Dani pensiun setelah 2018, kami memilih Jonas sebagai pembalap tes. Ia punya umur, kecepatan dan tahu M1 sejak 2017. Setahun setelahnya kami merekrut Jorge," sambungnya.
"Fabio meminta kami mengganti Jorge, aku sepakat. Kami sangat senang dengan Cal, ia pekerja keras, ia masih cepat dan ia menjelaskan dengan tepat bagaimana rasa motornya," jelasnya.
Sang Manajer menegaskan, masalah motor Yamaha bukan karena test rider melainkan para insinyurnya.
"Aku tak berpikir masalah kami karena test rider. Kami bermasalah dengan teknis dan pengembangan. Test rider tidak bertanggung jawab soal desain motor," tegas Jarvis.
"Hanya orang tak tahu yang biang test rider punya dampak besar ke pengembangan motor. Memang betul test rider kencang di trek bisa memberikan opini. Tapi sisanya itu di tangan insinyur," paparnya.