Jangan Asal Pilih Bahan Buat Knalpot, Bisa Berisiko, Nih Solusinya

Aditya Pradifta - Rabu, 24 Mei 2023 | 15:00 WIB

Ilustrasi exhaust system di mobil (Aditya Pradifta - )

"Untuk beberapa material sebetulnya bisa jauh lebih cepat proses korosinya, tapi ada juga yang durasinya sampai karatan itu jauh lebih lama," buka Odi Rachmat Sadikin, bos ORD Exhaust.

"Makanya ada knalpot yang diberi finishing tertentu. Itu fungsinya bukan cuma buat tampilan biar lebih keren tapi juga untuk menutup pori-pori di knalpot. Itu juga bisa memperlambat proses korosi," sambungnya.

Uje
Leher knalpot yang dipenuhi karat

Baca Juga: Mengatur Kekerasan Suara Knalpot Mobil, Resonator Dibuat Seperti Ini

Menurut Odi juga, korosi ini akan berdampak lebih signifikan terutama pada sambungan atau las-lasan knalpot.

"Bisa sampai rentan pecah kalau udah karatan begitu makanya yang direkomendasikan itu yang material pembuatnya dari galvanis, monel, dan stainless," ucap Odi menukas.

Galvanis adalah salah satu proses aplikasi untuk pelapisan pada baja maupun baja ringan dengan lapisan seng (zink).

Tujuannya sebagai pelindung agar besi maupun baja tidak terjadi korosi, sedangkan proses dan cara pelapisannya biasa dilakukan dengan mencelupkan besi atau baja pada seng cair.

Istimewa/Wicaksono
Contoh pipa knalpot menggunakan bahan stainless steele

Baca Juga: Begini Cara Menikmati Suara Merdu Knalpot di Ferrari 296 GTS

Lalu monel adalah sebuah logam baja putih yang sangat kuat dan eksotis.

Baja putih atau yang sering disebut Monel ini merupakan logam dengan kandungan utamanya Nikel (nickel), yang dipadukan dengan Tembaga (copper) serta sedikit kandungan besi (iron) dan mineral.

Sementara stainless steel seperti yang telah diketahui kebanyakan orang adalah jenis baja yang tahan terhadap pengaruh oksidasi.

Stainless steel merupakan logam paduan dari beberapa unsur logam yang dipadukan dengan komposisi tertentu.