Pada akhirnya, Stewards malah mengambil keputusan ataupun hukuman berdasarkan dari reaksi para pembalap, bukan dari kejadian ataupun insidennya.
Jadi jika pembalap yang dirugikan tidak bereaksi terhadap suatu insiden, maka tidak ada penalti dari Stewards.
Sedangkan jika ada reaksi atau keluhan, maka tak lama kemudian Stewards akan memberikan penalti.
"Rumornya Stewards menilai semua dari reaksi kemarahan pembalap. Padahal seharusnya mereka harus bisa membedakan gestur asli dan gestur pura-pura seperti di sepak bola," sindirnya.
"Di sepak bola pemain depan yang disenggol dengan ringan oleh bek akan jatuh secara dramatis di kotak penalti demi mempengaruhi wasit memberikan penalti. Metode semacam ini tak punya tempat di MotoGP," tegasnya.