PO Sumber Alam Buktikan Teori KNKT Tentang Penyebab Kecelakaan Bus Guci, Ini Hasilnya

Naufal Nur Aziz Effendi - Kamis, 18 Mei 2023 | 17:39 WIB

buktikan teori KNKT tentang penyebab kecelakaan bus Guci, bos PO Sumber Alam bikin percobaan menggunakan Toyota Land Cruiser dan Yamaha WR155R. (Naufal Nur Aziz Effendi - )

GridOto.com - Beberapa waktu lalu, Bos Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, mengumumkan akan melakukan uji coba teori dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tentang penyebab kecelakaan bus di Guci.

Sebelumnya, pihak KNKT menyebut penyebab kecelakaan bus terperosok ke sungai di Objek Wisata Guci pada Minggu (7/5/2023) lalu, disebabkan adanya energi potensial yang cukup untuk mendorong bus untuk bergerak meski handbrake sudah diaktifkan.

Pernyataan yang dijelaskan Plt Ketua Sub Komite LLAJ KNKT, Ahmad Wildan tersebut rupanya masih menjadi perdebatan di masyakarat, karena tidak sedikit yang mempercayai kalau saat kejadian posisi handbrake tidak aktif lantaran roda tidak mengunci.

Hal itu rupanya menyita perhatian Anthony Steven Hambali. Ia ingin melakukan uji coba teori yang dijelaskan oleh pihak KNKT tersebut sebagai sarana edukasi kepada masyarakat.

"Untuk konten kali ini, kami mau mengajak penonton untuk mengetahui bagaimana bisa meski rem mengunci atau aktif, tetap bisa membuat roda berputar," beber Anthony melalui kanal Youtube Sumber Alam ID, Rabu (17/5/2023).

Anthony kemudian mengajak penonton ke garasi untuk melakukan pembuktian tentang adanya energi potensial yang menyebabkan kecelakaan bus Guci, dengan menggunakan sebuah jip Toyota Land Cruiser dan satu Yamaha WR155R.

"Kita akan praktek untuk menggambarkan situasi saat rem mengunci dan saat rem aktif, tapi kalah dengan energi potensial yang mendorong kendaraan ke depan," jelasnya.

Sebelum melakukan percobaan, Bos Sumber Alam itu menjelaskan kepada warganet tentang alasan kenapa tidak melakukan pengetesan menggunakan armada bus miliknya.

"Hal penting yang mau saya sampaikan di percobaan ini adalah logikanya terlebih dahulu, jadi Anda harus bisa melihat dari sudut pandang teori dari KNKT," ungkapnya.

Baca Juga: PO Sumber Alam Bikin Eksperimen Kecelakaan Bus Wisata Guci, Hasilnya Bikin Penasaran

Setelah itu, Anthony beserta salah satu stafnya mengikatkan WR155R itu ke Land Cruiser yang akan digunakan untuk menarik motor trail Yamaha tersebut.

Pada percobaan pertama, dilakukan simulasi dengan menginjak pedal rem kaki motor dengan sekuat tenaga agar membuat roda belakangnya mengunci.

Saat ujicoba pertama itu dilakukan, ternyata roda belakang motor mengunci dengan baik. Namun karena ditarik oleh jip, motor tetap melaju tapi ban belakang jadi selip dan menimbulkan noda bekas gesekan di permukaan.

"Seperti yang kita lihat tadi, saat roda terkunci dengan baik tapi ada gaya dorong ke depan yang sangat besar, akan menimbulkan selip dan menyebabkan bekas pengereman di permukaan jalan dan ban," katanya.

Youtube Sumber Alam ID
percobaan dilakukan dengan cara Yamaha WR155R yang posisi remnya aktif, ditarik menggunakan sebuah Toyota Land Cruiser.

Selanjutnya di percobaan kedua, Anthony melakukan pengereman dengan penginjak pedal rem secukupnya, tujuannya untuk membuat roda belakang tetap berputar saat ditarik ke depan.

Benar saja, saat diprakterkkan roda belakang trail tersebut tetap berputar meski sudah direm, hal itu dibuktikan dengan lampu rem motor aktif dan piringan cakramnya jadi hangat.

"Jadi begitu teman-teman, ini logikanya harus dipahami dulu, jika ini sudah direm tapi roda tetap berputar, bisa disebabkan karena beban berlebih, sudut kemiringan yang terlalu curam, lalu remnya mungkin tidak pakem," simpulnya.

"Kesimpulannya, meski rem sudah aktif, roda tetap bisa berputar dan tidak hanya akan terjadi selip, karena ada skenario yang bisa membuat hal itu terjadi (roda berputar meski handbrake aktif)," tambahnya.

Baca Juga: Sopir Jadi Tersangka Bus Masuk Jurang di Guci, Bos PO Sumber Alam Tak Terima

Terakhir, Anthony akan mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan pembuktian teori KNKT tersebut menggunakan peralatan yang berbeda.

"Besok kita akan cek atau melakukan percobaan lagi menggunakan peralatan yang baru kita siapkan," tutupnya.